Kajian patologi aktifitas getah pohon pisang tanduk, Musa paradisiaca forma typica dalam proses persembuhan luka kulit pada mencit, Mus musculus albinus
View/ Open
Date
2006Author
Putriyanda, Nalia
Priosoeryanto, Bambang Pontjo
Juniantito, Vetrizah
Metadata
Show full item recordAbstract
Pisang merupakan tanaman yang sangat berguna dari setiap bagian pohonnya, yang juga telah diyakini untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dalam dunia kedokteran sering terjadi kasus perlukaan yang dikarenakan luka operasi ataupun sebab lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas getah pisang dalam membantu percepatan persembuhan luka pada kulit mencit Percobaan dilakukan pada mencit strain DDY umur 4 - 6 minggu berjumlah 45 ekor yang dibagi 3 kelompok (kelompok kontrol negatif, kontrol positif (diberi Betadine) dan kelompok getah batang pohon pisang tanduk). Semua kelompok mencit dilukai sekitar 1-1.5 cm pada kulit bagian punggungnya. Setiap hari luka diolesi dengan bahan yang diuji (Betadine dan getah batang pohon pisang) kecuali kelompok kontrol negatif. Mencit diamati setiap hari secara patologi anatomi dan pada hari ke 3, 5, 7, 14 dan 21 mencit dieuthanasia untuk dilakukan pengamatan secara histopatologik. Parameter yang diamati pada pengamatan histopatologik adalah kepadatan fibroblas, jumlah sel makrofag, neutrofil, limfosit, neokapiler dan persentase re-epitelisasi. Semua data kuantitatif kemudian diuji secara statistik menggunakan Analisa Sidik Ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan dan data kualitatif disajikan dalam analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian getah batang pohon pisang tanduk menunjukan proses persembuhan yang lebih cepat dibanding Betadine dan kontrol negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa getah batang pohon pisang tanduk kemungkinan dapat digunakan sebagai obat aktif untuk persembuhan luka. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui mekanisme dan efek toksik sebelum getah tersebut digunakan secara luas baik pada hewan maupun manusia.