Analisis curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani bawang merah, Allium ascalonicum L., Desa TegalGlagah, Bogor
Abstract
Peranan usahatani bawang merah dalam sektor pertanian sangatlah penting dimana dapat menyerap tenaga kerja, memanfaatkan sumberdaya alam dan sebagai sumber pendapatan. Namun kenyataannya akhir-akhir ini produksi dan produktivas bawang merah cenderung menurun, banyak hal yang menyebabkan turunnya produksi dan produktivitas bawang merah diantaranya karena sempitnya penguasaan lahan di tingkat petani, tidak adanya regenerasi petani karena mereka menganggap kegiatan di luar usahatani lebih menguntungkan.
Keberadaan petani di dalam usahatani tidak terlepas dari pola kegiatan dan peranan mereka dalam mencurahkan waktu untuk bekerja, bagaimana mereka menggunakan tenaga kerja keluarganya, mengalokasikan pendapatan yang diperoleh dan juga mengalokasikan pengeluaran rumahtangga mereka. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis karakteristik dan aktivitas dari petani bawang merah jika dilihat dari alokasi waktu, curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap curahan kerja, pendapatan dan pegeluaran rumahtangga.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Desa Tegalglagah Kecamatan Bulakamba Brebes. Penentuan sampel dilakukan dengan inetode Purposive Random Sampling. Untuk menjawab tujuan pertama digunakan analisis deskriptif, dan untuk menjawab tujuan kedua digunakan model persamaan simultan dengan 11 persamaan (4 persamaan identitas dan 7 persamaan struktural. Hasil identifikasi menunjukan semua persamaan over identified sehingga model diduga dengan menggunakan metode 2SLS (Two Stages Least Square) yang diolah dengan program SAS/ETS.
Umur petani pemilik lahan dan petani penggarap berada dalam kelompok umur produktif. Pendidikan petani pemilik lahan lebih lama jika dibandingkan dengan petani penggarap. Begitupun dengan pengalaman bertani petani pemilik lahan lebih lama dibandingkan petani penggarap. Jumlah anggota keluarga, jumlah angkatan kerja dan jumlah anak sekolah pada petani pemilik lahan dan penggarap mempunyai jumlah yang tidak terlalu berbeda jauh. Sedangkan luas lahan petani pemilik lahan dan penggarap masing-masing kurang dari 0.5 hektar. Petani pemilik lahan banyak mencurahkan waktunya di dalam usahatani,
sedangkan petani penggarap banyak mencurahan waktu kerjanya di luar usahatani, hal ini dilakukan karena pendapatan dalam usahatani tidak mencukupi kebutuhan mereka. Pendapatan rumahtangga petani pemilik lahan dalam usahatani lebih besar dari pada pendapatan luar usahatani, sebaliknya petani penggarap mendapatkan pendapatan dari luar usahatani lebih besar dari pada dari dalam usahatani. Pengeluaran rumahtangga petani pemilik lahan dan petani penggarap terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi dan. investasi pendidikan. Dimana pengeluaran untuk konsumsi petani penggarap lebih besar dari pada petani pemilik lahan, sedangkan investasi pendidikan petani pemilik lahan lebih besar dari pada petani penggarap.