Pembagian kerja gender dalam rumahtangga petani pedagang tanaman hias : kasus sentra bunga Dukuh Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kelurahan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2006Author
Meliala, Annekhe Dahnita Sembiring
Vitayala, Aida
Hubeis, Sjafri
Metadata
Show full item recordAbstract
Takipta Penelitian "Pembagian Kerja Gender dalam Rumahtangga Petani Pedagang Tanaman Hias" kasus Sentra Bunga, Dukuh Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kelurahan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: (1) Akses dan Kontrol para petani pedagang tanaman hias terhadap sumberdaya dan tahapan kegiatan produksi usahatani tanaman hias; (2) Sikap feminitas yang tergambar pada petani pedagang tanaman hias; dan (3) Peranan gender terhadap pembagian kerja gender seperti kerja reproduktif, kerja produktif dan aktivitas sosial masyarakat yang terbentuk.
Tanaman hias sebagai elemen yang dibahas dalam penelitian ini memiliki berbagai fungsi. Selain mampu memberikan sisi penting bagi sudut ruangan dan menambah nilai estetika, usahatani tanaman hias dapat dijadikan sebagai penyaluran hobi bahkan sebagai suatu kegiatan perekonomian dalam rumahtangga. Handayani dan Sugiarti (2002) menjelaskan bahwa konsep gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Bentukan sosial atas laki-laki dan perempuan itu antara lain: kalau perempuan dikenal sebagai makhluk yang lemah lembut, cantik, emosional atau keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Sifat-sifat tersebut dapat dipertukarkan dan berubah dari waktu ke waktu. Tetapi sering juga dikatakan sebagai kodrat laki-laki dan perempuan.