Pengujian leachate dari tempat pembuangan sampah akhir dan beberapa pupuk daun baru pada tanaman jagung
View/ Open
Date
2006Author
Siregar, Julianus Leonard
Djajakirana, Gunawan
Sumawinata, Basuki
Metadata
Show full item recordAbstract
Sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) dapat menimbulkan pencemaran udara maupun air. Untuk mengatasi masalah tersebut banyak orang yang peduli terhadap lingkungan berupaya untuk mengurangi polusi dari timbunan sampah tersebut. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kembali limbah sampah menjadi produk yang bermanfaat. Contoh limbah yang berasal dari TPSA tersebut adalah leachate yang memiliki sifat fisik berwarna coklat kehitaman, berbau, dan mengandung lumpur. Leachate terjadi dari hasil pelarutan sampah oleh air hujan maupun air perkolasi yang masuk ke dalam timbunan sampah. Sampah yang ada di TPSA terdiri dari berbagai macam bahan sehingga leachate yang dihasilkan juga mengandung kombinasi berbagai macam hara, zat kimia terlarut dan bahan organik, sehingga leachate ini dapat dipertimbangkan untuk dijadikan pupuk.
Pengujian pupuk baru harus dilakukan untuk melindungi petani sebagai konsumen dari ekses negatif penggunaan pupuk sekaligus untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Pemerintah mengatur hal ini dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan leachate darı TPSA Bantar Gebang dan beberapa pupuk daun baru dari PT. CNI serta pupuk hasil pengembangan dari staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (DITSL) sebagai pupuk daun dengan menggunakan jagung sebagai tanaman uji dan Latosol dari Darmaga, Bogor sebagai media tanam. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jagung ditanam dalam polibag berisi tanah 5 kg BKM yang telah dikapur dan diberi pupuk dasar. Perlakuan yang diuji adalah kontrol (Kt), leachate yang langsung disemprotkan (LO), leachate yang diberi penambahan unsur hara (L1), pupuk daun baru dari PT.CNI (C1-C5), pupuk pengembangan staf DITSL (Al dan A2), serta pupuk daun yang sudah ada di pasaran Gandasil-D (GD). Jagung dipanen setelah 6 MST (masa vegetatif) lalu dianalisis kadar haranya di laboratorium.