Analisis efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani padi sawah dan padi ladang : studi kasus Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Abstract
Seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat maka kebutuhan akan bahan makanan terutama beras juga meningkat. Kebutuhan beras yang terus meningkat harus diimbangi dengan perluasan areal, intensifikasi pertanian maupun peningkatan mutunya. Peningkatan produksi padi perlu terus dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional. Salah satu usaha mencapai peningkatan produksi padi dengan cara perluasan areal lahan kering karena banyak lahan kosong yang belum termanfaatkan diantara tanaman tahunan, dalam hal ini dapat diusahakan untuk tanaman padi ladang. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan atau perbandingan keragaan produksi usahatani padi sawah dan padi ladang dilihat dari pendapatan usahatani, produkstivitas, tingkat penggunaan input dan efisiensi usahatani.
Pengumpulan data dilakukan di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo,
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada bulan April sampai dengan Mei 2005.
Pengambilan ontoh dilakukan secara accidental terhadap 60 petani yang terdiri
dari 30 petani padi sawah dan 30 petani padi ladang. Data yang dikumpulkan
adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excell
dan Minitab for Windows Release 11.
Usahatani padi sawah dan padi ladang, alokasi biaya terbesar untuk
pengeluaran upah tenaga kerja sebesar Rp.1 884 600 perhektar atau sekitar 62.62
persen dari seluruh biaya variabel total untuk usahatani padi sawah, sedangkan
39.54 persen dari seluruh biaya variabel total untuk usahatani padi ladang.
Pendapatan usahatani padi sawah diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.1 667
410 pada satu musim tanam, dengan rasio penerimaan berbanding biaya (R/C)
sebesar 1.55 berarti bahwa setiap seratus rupiah biaya yang dikeluarkan akan
mendapatkan penerimaan usahatani sebesar seratus lima puluh lima rupiah.
Pendapatan bersih dari usahatani padi ladang diperoleh Rp.1 161 582 pada satu
musim tanam dengan R/C sebesar 1.44 berarti bahwa setiap seratus rupiah biaya
yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar seratus empat puluh
empat rupiah. Produktivitas Usahatani padi sawah menghasilkan 4 251.87
kilogram gabah kering giling (GKG) perhektar sedangkan produktivitas lahan
usahatani padi ladang sebesar 3 414.91 kilogram gabah kering giling (GKG)
perhektar.
Perhitungan fungsi produksi tersebut dapat dilakukan dari luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk KCI, jumlah pupuk TSP, jumlah tenaga kerja serta besarnya produksi yang dihasilkan dari pemakaian faktor-faktor produksi tersebut. Nilai koefisien determinasi (R2) untuk pendugaan didapat sebesar 95.7 persen, yang berarti bahwa 95.7 persen variasi produksi padi (Y) dapat diterangkan oleh variabel-variabel bebas seperti luas lahan, benih, urea, KCL, TSP, dan tenaga kerja. Sisanya sekitar 4.3 persen produksi padi dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar faktor-faktor produksi diatas. P-value menunjukkan..dst