Pengamatan mikromorfologi batu kapur pada perlakuan air asam tambang
View/ Open
Date
2005Author
Astuti, Vera Yuni
Sastiono, Astiana
Sumawinata, Basuki
Metadata
Show full item recordAbstract
Hak Air asam tambang (AAT) adalah salah satu masalah lingkungan di areal pertambangan yang sulit ditangani. AAT terbentuk karena oksidasi dari mineral- mineral sulfida, dimana bahan sedimen mengandung pirit digali dan diangkat ke permukaan pada proses penggalian bahan tambang seperti batu bara dan emas. Masalah utama pada AAT meliputi kemasaman tanah dan pencemaran air sungai, sehingga perlu ditangani secara serius. Penanganan AAT yang telah diupayakan yaitu teknik instalasi filter bahan kapur baik dalam bentuk kerikil maupun dalam bentuk serbuk dalam karung pada saluran kolam penampung. Akan tetapi pengamatan lapangan menunjukkan bahwa teknik ini tidak efektif, karena pH AAT yang telah diperlakukan dengan bahan kapur tetap masam (pH<3) dan batu kapur yang awalnya berwarna putih kekuningan berubah menjadi merah coklat. Ketidakefektifan reaksi bahan kapur pada penanganan AAT sampai saat ini belum pernah dipelajari.
Dalam penelitian ini digunakan batu kapur berukuran kerikil, dan AAT yang diperoleh dari air hasil rendaman sedimen berpirit yang dioksidasikan di laboratorium. Untuk memperjelas hasil yang diperoleh dilakukan pengamatan mikromorfologi dengan membuat contoh irisan tipis.
Hasil pengamatan mikromorfologi batu kapur dengan perlakuan AAT menunjukkan adanya lapisan berwarna merah pada permukaan batu kapur sedangkan pada perlakuan H2SO4 0.1N lapisan ini tidak terbentuk. Pengamatan dengan mikroskop polarisasi menunjukkan adanya endapan merah (besi oksida) dan terbentuknya mineral gipsum. Dari pengamatan ini yang menjadi sumber ketidakefektifan batu kapur dalam menetralkan AAT adalah terbentuknya endapan besi oksida, yang dapat menghalangi permukaan batu kapur untuk bereaksi dengan AAT.