Penyimpanan telur Andrallus spinidens(Fabricus)(Hemiptera:Pentatomidae) pada suhu rendah:pengaruhnya terhadap persentase dan lama penetasan
Abstract
Andrallus spinidens merupakan salah satu predator yang potensial untuk
dikembangkan dalam pengendalian hayati. Pemanfaatan A. spinidens untuk
pengendalian, diperlukan teknik perbanyakan yang efektif dan efisien. Selain itu,
bila A. spinidens telah menjadi komoditas yang diperdagangkan, diperlukan
teknik pengiriman yang baik yang tidak berpengaruh negatif terhadap serangga
yang bersangkutan. Penyimpanan telur pada suhu rendah diperkirakan dapat
membantu untuk tujuan tersebut di atas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh lamanya penyimpanan kelompok telur A. spinidens pada
suhu rendah terhadap persentase penetasan dan lama penetasan. Kelompok telur
A. spinidens disimpan dalam kulkas (suhu 11 °C), growth chamber (suhu 15 °C),
dan kontrol (suhu 25 °C). Setiap perlakuan suhu, telur disimpan selama 1, 2, 3, 4
dan 5 hari dengan masing-masing ulangan sebanyak 5 kali. Untuk melihat
pengaruh suhu dan lama penyimpanan, diamati persentase dan lama penetasan.
Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap dan dianalisis dengan uji
sidik ragam. Bila terdapat perbedaan nyata pada nilai tengah selanjutnya diuji
lanjut dengan uji Tuckey (a = 0,05). Penetasan telur A. spinidens, baik persentase
maupun lama penetasan, dipengaruhi suhu dan lama penyimpanan. Persentase
penurunan jumlah telur yang menetas pada suhu 11 °C sebesar 14,1% per hari
dan pada suhu 15 °C sebesar 14,1% tidak ada perbedaan yang nyataJika
dibandingkan dengan kontrol. Lama penetasan telur dipengaruhi secara nyata oleh
suhu dan lama penyimpanan. Pada kontrol lama penetasan rata-rata 8.8 hari
sedangkan pada suhu suhu 11 °C berturut-turut dari hari 1-5 rata-rata 10, 10.6,
11.4, 12.8, 13.6. Pada suhu 15 °C berturut-turut 10.6, 10.8, 11.8, 12.8, 13.8.
Namun demikian, persentase penetasan telur yang disimpan, dalam kulkas
maupun growth chamber masih terlihat baik pada lama penyimpanan selama 3
hari dengan persentase mendekati 60%. Penyimpanan telur selama tiga hari pada
kedua suhu tersebut sudah dapat menghambat penetasan telur selama 3 hari
dibandingkan dengan kontrol. Hasil ini sudah dapat membantu efisiensi di dalam
upaya pembiakan massal dan menentukan waktu dalam pengiriman telur.
Pengaruh penyimpanan pada kulkas dan growth chamber relatif sama, baik untuk
persentase maupun lama penetasan telur. Ini berarti, salah satu dari alat tersebut
dapat digunakan dalam penyimpanan. Untuk aplikasi secara umum, kulkas akan
lebih baik dipilih mengingat kulkas merupakan peralatan elektronik yang sudah
sangat umum digunakan.
Collections
- UT - Plant Protection [2420]