Pengaruh residu bahan organik kulit melinjo, Gnetum gnemon L. terhadap karateristik produksi padi sawah, Oryza sativa L.
Abstract
Penurunan produktivitas tanah ditunjukkan dengan trend penurunan produksi gabah. Produktivitas padi nasional rata-rata hanya 4.2 ton/ha, meskipun cukup tinggi namun sejak tahun 1990 terjadi leveling off karena pemupukan oleh petani tidak berimbang. Penurunan hasil padi pada lahan persawahan yang terus menerus diusahakan sering terjadi, apalagi jika jeraminya ikut terangkut.
Dwiguna (2004) mengemukakan bahwa dosis kompos kulit melinjo nyata meningkatkan jumlah anakan produktif, meningkatkan bobot kering malai, meningkatkan jumlah gabah per malai, meningkatkan jumlah gabah isi per malai, meningkatkan bobot gabah per malai, memperlama masa berbunga dan mempercepat umur panen dari sejak berbunga.
Pengaruh yang menguntungkan dari pemberian bahan organik masih. dapat diperoleh tiga atau empat tahun setelah perlakuan. Hal ini disebabkan bahan organik merupakan penyedia hara yang relatif lambat melalui dekomposisinya jika dibandingkan dengan pupuk anorganik. Keuntungan yang diperoleh dari efek residu bahan organik bahwa dengan perlakuan satu kali masih diperoleh pengaruh menguntungkan baik dalam memperbaiki sifat-sifat tanah maupun dalam pertiumbuhan dan produksi tanaman pada masa-masa berikutnya dalam jangka waktu tetentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh residu kompos kulit melinjo terhadap karakteristik produksi padi varietas IR64. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh residu kompos kulit melinjo terhadap pertumbuhan dan produksi padi varietas IR64 dan terdapat dosis residu kompos kulit melinjo yang optimum meningkatkan produksi padi IR 64.
Penelitian dilakukan di kebun Percobaan Cikarawang yang memiliki ketinggian 250 m diatas permukaan laut. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan September sampai Januari 2005. Penelitian dilakukan dengan faktor tunggal berupa penggunaan residu kompos kulit melinjo yang terdiri atas empat dosis yaitu 0, 5, 10, 20 ton/ha kompos kulit melinjo. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan, dimana ulangan sebagai kelompok.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum residu kompos kulit melinjo tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan. Dosis residu kompos kulit melinjo 20 ton/ha optimum menghasilkan jumlah gabah per malai tertinggi sampai 65 butir, menghasikan jumlah gabah isi per malai 42 butir, dan bobot gabah per malai sampai 1.15 g dengan potensi produksi 7.27 ton/na.