Pengaruh Pemberian Susu Kurma Diperkaya Vitamin D terhadap Status Vitamin D, Kalsium dan Pertumbuhan Linier Anak Usia 48-59 Bulan
View/ Open
Date
2024-01-26Author
J., Nurnashriana
Marliyati, Sri Anna
Anwar, Faisal
Ekayanti, Ikeu
Metadata
Show full item recordAbstract
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menggambarkan
grafik pertumbuhan yang terhambat akibat kondisi kekurangan gizi kronis atau
penyakit infeksi kronis. Stunting akan memberikan dampak yang merugikan bagi
pembangunan sumber daya manusia. Salah satu upaya penurunan stunting adalah
melalui intervensi gizi spesifik yaitu kegiatan intervensi pada kelompok sasaran
tertentu. Pemberian susu kurma diperkaya vitamin D sebagai alternatif makanan
tambahan merupakan upaya untuk membantu memenuhi asupan vitamin D,
kalsium, zat besi dan seng pada anak usia di bawah lima tahun. Penelitian ini
bertujuan menganalisis pengaruh pemberian susu kurma diperkaya vitamin D
terhadap status vitamin D, kalsium dan pertumbuhan linear anak usia 48-59 bulan.
Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pertama merupakan studi
observasional analitik dengan desain cross sectional. Tahap kedua merupakan
penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor.
Tahap ketiga yaitu intervensi menggunakan desain Community-Based Randomized
Controlled Trial (RCT). Penelitian tahap satu dan tiga dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Abeli, Nambo dan Mata. Tahap observasi berlangsung dari
November-Desember 2021. Tahap kedua dilakukan pada bulan Januari-Februari
2022 di Laboratorium Percobaan Makanan, Laboratorium Analisis Sensori
Departemen Gizi IPB, laboratorium Mbrio Food Laboratory dan Saraswati Indo
Genetech Bogor. Uji daya terima dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Abeli dan Nambo kota Kendari. Tahap intervensi dilakukan selama 26 minggu yang
dimulai pada bulan Maret-September 2022.
Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 48-59 bulan. Pada tahap
observasi total sampel berjumlah 96 orang yang diperoleh berdasarkan rumus
Cochran. Metode penarikan sampel penelitian menggunakan metode simple
random sampling. Pada tahap kedua, penentuan formula terpilih berdasarkan uji
organoleptik yang terdiri dari uji rating hedonik dan uji ranking yang dilakukan oleh
30 orang panelis semi terlatih. Pada tahap intervensi, kriteria inklusi subjek adalah:
1) anak usia 48-59 bulan yang berisiko stunting (Z-skor TB/U < -1 hingga -2 SD);
2) kadar serum 25(OH)D < 20-29 ng/mL; 3) suka mengkonsumsi susu; 4) tidak
menderita lactosa intolerance; 5) tidak mempunyai kelainan kongenital atau cacat
bawaan; 6) bersedia menjadi responden yang diwakili oleh orang tua/wali dengan
menandatangani informed assent dan mematuhi peraturan yang dibuat selama
penelitian. Kriteria ekslusi subjek penelitian adalah: 1) mengkonsumsi suplemen
selain yang diberikan selama penelitian; 2) tidak mengkonsumsi formula intervensi
susu kurma diperkaya vitamin D selama 7 hari berturut-turut; 3) subjek tidak
menjalani pemeriksaan darah secara lengkap; 4) subjek tidak ingin melanjutkan
penelitian; dan 5) subjek pindah alamat. Berdasarkan perhitungan sampel diperoleh
51 orang yang dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan yang terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu kelompok perlakuan I (susu kurma diperkaya vitamin D),
kelompok perlakuan II (susu cair diperkaya vitamin D) dan kelompok kontrol (susu
cair). Pembagian subjek ke dalam kelompok perlakuan dilakukan secara acak
(random assignment).
Hasil studi observasi menunjukkan bahwa jumlah anak dengan status gizi
stunting adalah 31,2% dan normal 68,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan
bahwa riwayat berat badan lahir, panjang badan lahir, status vitamin D, status
kalsium, tinggi badan ibu, tingkat kecukupan (energi, protein, karbohidrat, vitamin
A, vitamin D, vitamin B2, B5, B6, B12, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, besi,
seng, tembaga), frekuensi konsumsi (mie, ikan laut, telur ayam, tempe, daun kelor,
pisang, susu bubuk) berhubungan signifikan dengan kejadian stunting (P < 0,05).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat kecukupan magnesium dan
tembaga serta frekuensi konsumsi mie dan telur merupakan variabel independen
yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian stunting (P < 0,05). Pada tahap
observasi ditemukan jumlah anak yang defisiensi vitamin D 10,4%, insufisiensi
56,3% dan sufisiensi 33,3%, serta anak dengan status kalsium tidak normal 2,1%
dan normal 97,9%. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat hubungan signifikan
antara faktor jenis kelamin, IMT/U, aktivitas fisik, asupan vitamin D, durasi
paparan matahari, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua dengan status vitamin
D anak usia 48-59 bulan di kota Kendari (P > 0,05).
Pada tahap pengembangan produk, persentase penambahan pulpy kurma 10%,
15% dan 20% hanya berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kadar air, protein dan
karbohidrat, sedangkan pada kadar abu, lemak, energi, seng, besi dan kalsium tidak
berpengaruh nyata (P > 0,05). Formula F2 dengan penambahan pulpy kurma
sebesar 15% atau 30 g merupakan formula terpilih pada pengembangan minuman
susu kurma diperkaya vitamin D. Hasil analisis kandungan gizi formula terpilih per
100 g adalah energi sebesar 103 kkal, kadar air 79,57 g, kadar abu 0,83 g, lemak
4,94 g, protein 3,13 g, karbohidrat 11,54 g, seng 1,82 mg, besi 2,48 mg, kalsium
217,20 mg dan vitamin D 8,27 mcg. Daya terima minuman susu kurma diperkaya
vitamin D yang diberikan kepada anak usia 48-59 bulan cukup baik karena terdapat
60% anak yang menghabiskan minuman tanpa sisa, 20% yang menghabiskan ¾
porsi dan 13.3% yang menghabiskan ½ pori sehingga total 93,3% anak yang dapat
mengkonsumsi minimal ½ porsi dan yang menyisakan ¾ porsi hanya 6,7%.
Hasil analisis pada tahap intervensi menunjukkan bahwa pemberian susu
kurma diperkaya vitamin D meningkatkan kadar serum 25(OH)D secara signifikan
dan terdapat perbedaan rata-rata kadar serum 25(OH) D antar kelompok intervensi
(P < 0,05). Kadar kalsium pada kelompok kontrol dan susu kurma diperkaya
vitamin D (SKVD) meningkat secara signifikan setelah intervensi (P < 0,05),
namun pada kelompok susu diperkaya vitamin D (SVD) tidak terdapat peningkatan
signifikan sebelum dan sesudah intervensi serta tidak terdapat perbedaan yang
nyata antar kelompok intervensi (P > 0,05). Pemberian susu kurma diperkaya
vitamin D berpengaruh signifikan terhadap tinggi badan, tinggi lutut, panjang femur
kanan dan kiri setelah intervensi pada ketiga kelompok intervensi (P < 0,05).
Pemberian susu kurma diperkaya vitamin D tidak berpengaruh terhadap z-skor
TB/U (P > 0,05).
Collections
- DT - Human Ecology [537]