Analisis Faktor Pemasaran Politik Pada Pemilu 2024 Di Pulau Jawa
Abstract
Indonesia adalah negara demokrasi, di mana sistem politiknya didasarkan pada nilai-nilai sosial dan budaya serta musyawarah mufakat adalah prioritas tertinggi yang sejalan dengan Pancasila. Sistem demokrasi di Indonesia menunjukkan keberhasilan dalam bidang politik yang dibuktikan dengan diadakannya pemilihan umum secara berkala. Calon presiden dan wakil presiden yang dicalonkan oleh partai politik membutuhkan dukungan publik untuk memenangkan pemilu. Maka perlu dirancang suatu alat dan strategi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan visi dan misi kandidat presiden dan wakil presiden serta partai politik pendukungnya kepada masyarakat luas melalui pemasaran politik. Sejalan dengan perubahan zaman, terjadi pergeseran perilaku pemilih. Hal ini membuat strategi pemasaran politik yang diterapkan harus sesuai dengan situasi saat ini. Menurut Wamilia et al. (2020) menyatakan bahwa persentase partisipasi pemilih tertinggi di pulau-pulau di Indonesia adalah Pulau Jawa dengan partisipasi pemilih sebesar 56,6% dan persentase pemilih di Pulau Sumatera berada di posisi kedua dengan partisipasi pemilih sebesar 21,9%. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan terkait perubahan perilaku pemilih di kedua pulau tersebut, terutama di Pulau Jawa karena memiliki jumlah pemilih terbanyak sehingga para kandidat Presiden dan Wakil Presiden dapat merencanakan strategi yang tepat untuk memperoleh suara di Pulau Jawa. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Wamilia et al. (2020) dengan judul faktor pemasaran politik yang memengaruhi keputusan memilih pada Pemilu 2019 di Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan variabel-variabel yang memengaruhi proses pengambilan keputusan ketika memilih kandidat untuk pemilihan Presiden 2024 di Pulau Jawa, dibandingkan dengan pemilihan Presiden 2019. Para kandidat melakukan penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pengetahuan konsumen dalam rangka menerapkan pendekatan pemasaran politik. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan quota sampling. Penelitian dilakukan melalui survei online dengan sampel sebanyak 462 responden dan objek responden adalah warga negara Indonesia, berdomisili di Pulau Jawa, memiliki akses internet dan memiliki hak pilih pada pemilihan presiden 2024. Variabel independen yang akan diteliti adalah persepsi konsumen berdasarkan produk, harga, distribusi, promosi, kepemimpinan, hubungan emosional, media massa, kelompok referensi, isu politik, orientasi pertanian, dan positioning. Variabel dependen yang akan diteliti adalah keputusan pemilih (memilih atau tidak memilih kandidat). Analisis regresi logistik digunakan untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan SPSS versi 23. Hasil analisi deskriptif menunjukan bahwa karakteristik pemilih berdasarkan jenis kelamin yang dominan adalah perempuan. Rentang usia 17-25 tahun mendominasi responden dengan status perkawinan belum kawin, serta mayoritas responden beragama islam. Mayoritas responden telah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, Status dan profesi pekerjaan paling dominan sebagai pelajar mahasiswa. Penerimaan rata-rata responden dalam sebulan ≤ Rp. 1.500.000 dengan frekuensi partisipasi responden dalam pemilihan Presiden paling dominan adalah responden yang sudah pernah berpartisipasi dalam Pemilu Presiden. Pemilih yang belum menentukan calon kandidat Presiden 2024 masih tinggi disusul dengan kandidat terkuat yaitu Ridwan Kamil dan Anies Baswedan. Karakteristik kandidat pada penelitian ini yang tertinggi secara berurutan yaitu jujur, amanah, tegas, konsisten, dan merakyat. Hal ini tidak sejalan dengan karakteristik kandidat pada pemilihan presiden 2019 yaitu jujur, amanah, tegas, konsisten, dan membangun ekonomi bangsa(mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja). Dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan karakteristik kandidat Presiden anatar pemilu tahun 2019 dengan pemilu tahun 2024. Hasil uji statistik untuk pemilihan Presiden 2024 menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi, isu politik, dan positioning memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan memilih, sedangkan hasil uji statistik untuk pemilihan Presiden 2019 menunjukkan bahwa variabel harga, kepemimpinan, dan orientasi pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan memilih. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan orientasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan memilih di Pulau Jawa antara pemilihan Presiden tahun 2024 dan 2019.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]