Analisis keragaman morfologi pisang introduksi(Musa spp.) di Tajur, Bogor
Abstract
Tanaman pisang (Musa spp.) memiliki keragaman genetik tinggi sebagai hasil dari persilangan dua tetua liar yaitu Musa accuminata Colla dan Musa balbisiana Colla. Sebagian besar produksi pisang dunia dihasilkan oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun, produksi pisang Indonesia masih relatif rendah jika dibanding dengan negara lain dengan wilayah geografis lebih sempit seperti Filipina. Kendala utama rendahnya produksi pisang di Indonesia adalah pisang-pisang komersial masih rentan terhadap penyakit layu fusarium. Pemuliaan tanaman menjadi penting artinya untuk memperoleh varietas yang tahan penyakit. Namun, pemuliaan tanaman di Indonesia yang menuju ke arah pembentukan varietas tahan layu fusarium masih dalam tahap penelitian yang membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, Indonesia mengintroduksi 27 aksesi INIBAP (International Network for the Improvement Banana and Plantain) yang telah diidentifikasikan memiliki ketahanan terhadap layu fusarium, namun belum diketahui kulitas buahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi terhadap sifat fenotipik fase generatif 27 pisang introduksi INIBAP dan mengidentifikasikan aksesi yang memiliki keunggulan kualitas buah.
Penelitian ini mempelajari 27 aksesi introduksi INIBAP dan 60 karakter fase generatif untuk mengidentifikasi aksesi-aksesi tersebut. Pengolahan data tidak saja melibatkan 60 karakter fase generatif, namun juga menyertakan data 20 karakter vegetatif hasil penelitian Robi'ah (2004). Hasil pengamatan karakter kemudian diskor dan diolah dengan menggunakan program NTSYSpc(Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System) versi 2.02. Hasil analisis kemiripan terjadi dalam bentuk dendrogram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi-aksesi ini memiliki keragaman karakter dilihat dari nilai koefisien keragaman yang tinggi. Berdasarkan klasifika- si Simmonds dan Shepherd, karakter adanya rambut pada tangkai bunga, panjang tangkai buah, dan perubahan warna braktea merupakan karakter yang jelas menunjukkan perbedaan sifat tetua M. accuminata (genom A) dan M. balbisiana (genom B). ...