Analisis Parameter Genetik dan Kemajuan Seleksi pada Generasi F3 – F4 Padi Multikanopi
View/ Open
Date
2024-01-25Author
Sholehah, Ma'rifatus
Aswidinnoor, Hajrial
Suwarno, Willy Bayuardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas pangan pokok yang sangat penting bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Saat ini luas lahan padi semakin berkurang sedangkan kebutuhan beras semakin meningkat. Semakin berkurangnya lahan padi dikarenakan adanya alih fungsi lahan, oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi ekstensifikasi padi. Salah satu inovasi teknologi yang telah dirintis oleh IPB adalah sistem tanam multikanopi. Sistem tanam ini memanfaatkan ruang panen ke atas (“vertical agriculture”). Inovasi multikanopi bertujuan untuk meningkatkan potensi hasil dengan luasan lahan budidaya yang sama. Dalam aplikasinya, diperlukan kombinasi genotipe padi tinggi dan pendek dalam sekali tanam. Salah satu tantangan dalam aplikasi inovasi sistem tanam multikanopi adalah kompetisi dalam hal penyerapan cahaya. Padi dengan keragaan pendek akan mengalami cekaman naungan dari padi tinggi. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan perakitan varietas adaptif terhadap sistem tanam multikanopi. Studi dasar untuk perakitan varietas multikanopi masih perlu terus dilakukan, diantaranya studi parameter genetik untuk seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mempelajari parameter genetik pada padi multikanopi dan menduga kemajuan seleksi. Ruang lingkup penelitian ini yaitu seleksi galur-galur adaptif multikanopi dan studi parameter genetik dan kemajuan seleksi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022 sampai dengan Januari 2023 menggunakan rancangan augmented dengan 5 blok dan 6 pembanding secara monokultur dan multikanopi pada dua musim tanam. Penelitian pada musim tanam 1 menggunakan 200 galur F3 dari populasi IPB196 dan IPB197 sebagai genotipe padi pendek serta IPB187-F-40-1-1 sebagai genotipe padi tinggi. Penelitian musim tanam 2 yaitu mengevaluasi populasi generasi F4 yang diperoleh dari seleksi 25% berdasarkan bobot gabah per rumpun dan seleksi slope pada karakter bobot dari padi IPB196 dan IPB197 yang digunakan sebagai genotipe padi pendek dan IPB187-F-40-1-1 sebagai genotipe padi tinggi. Pengamatan dilakukan terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah total, jumlah gabah bernas, bobot 1000 butir, bobot gabah per rumpun, umur berbunga, dan umur panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe uji pada lingkungan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, jumlah gabah total, jumlah gabah bernas, dan bobot gabah per rumpun pada genotipe pendek. Seluruh nilai heritabilitas karakter yang diamati pada lingkungan monokultur dan multikanopi baik pada seleksi slope dan bobot gabah per rumpun tergolong sedang sampai tinggi. Seleksi yang dilakukan pada lingkungan multikanopi terbukti lebih efektif menghasilkan nilai heritabilitas dan kemajuan seleksi yang lebih besar dibandingkan seleksi pada monokultur. Pemilihan genotipe pendek untuk multikanopi dapat dilakukan dengan memilih sebagian kecil dari famili dengan hasil terbaik dalam lingkungan multikanopi. Seleksi berdasarkan bobot gabah per rumpun dan slope menghasilkan nilai kemajuan seleksi karakter hasil yang lebih tinggi pada multikanopi dibandingkan monokultur (seleksi bobot gabah per rumpun (%G = 14,38% > 7,32%) dan seleksi slope (%G = 13,95% > 4,53%)). Persentase seleksi yang menghasilkan kemajuan seleksi paling besar yaitu 5% baik di monokultur maupun multikanopi. Penelitian ini mengidentifikasi 12 genotipe F4 terbaik berdasarkan seleksi MGIDI (Multi-Trait Index Based on Factor Analysis and Genotipe-Ideotype Distance) 25%. Genotipe terseleksi berdasarkan bobot gabah per rumpun yaitu G107, G152, G151, G180, G139, G174, G185, G169, G115, G140, G194, dan G128, sedangkan berdasarkan slope yaitu G107, G152, G151, G180, G139, G174, G185, G169, G115, G140, G194, dan G128.
Collections
- MT - Agriculture [3683]