Perancangan lanskap area penerimaan taman hutan raya bukit Soeharto Kalimantan Timur
Abstract
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto merupakan salah satu kawasan yang sangat penting untuk perlindungan dan pelestarian alam di Kalimantan Timur. Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto (Tahura Bukit Soeharto) mencakup Hutan Lindung, Hutan Wisata, dan Hutan Pendidikan/Penelitian. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan Kawasan Tahura Bukit Soeharto, maka perlu dibangun kantor pengelolaan yang fungsi utamanya adalah sebagai Pusat Informasi dan Pengelolaan Kawasan Tahura Bukit Soeharto yang akan mengkoordinasikan pengelolaan kawasan baik di dalam (antar sub-sub kawasan), maupun ke luar (dengan berbagai instansi atau masyarakat/stakeholder terkait). Kantor pengelolaan tersebut direncanakan berada di Area Penerimaan (Welcome Area). Pusat informasi dan pengelolaan ini harus direncanakan pada lokasi yang nyaman dengan aksesibilitas yang mudah dijangkau. Fungsi kantor pengelolaan tidak hanya sebagai pusat informasi dan pengelolaan saja, namun sebagai area penerimaan bagi semua sub-sub kawasan yang ada di Tahura Bukit Soeharto. Area Penerimaan tersebut sampai saat ini berupa bumi perkemahan yang sudah tidak terawat dengan baik, oleh karena itu area tersebut perlu didisain.
Studi ini bertujuan untuk membuat Rancangan Lanskap Area Penerimaan Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto melalui penataan berbagai elemen lanskap, pengaturan ruang, tata letak dan pengadaan fasilitas dalam suatu jaringan sirkulasi sehingga secara fungsi berdaya guna dan secara estetis indah. Rancangan ini dibuat sehingga tercipta keharmonisan dan keselarasan dengan lingkungan dan tetap berpegang pada fungsi Taman Hutan Raya sebagai kawasan pelestarian alam.
Studi ini berlokasi di Gunung Utuh tepatnya pada daerah dekat tepi Jalan Raya Bukit Soeharto dengan pintu masuk kawasan berada pada KM-47 dari Balikpapan, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survai dan analisis deskriptif. Survai dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran langsung di lapang. Hasil yang didapat dari metode survai akan dianalisis secara deskriptif untuk menentukan karakteristik tapak dan karakteristik pengololaan yang dilihat dari aspek biofisik melalui proses perencanaan kawasan rekreasi yang dikemukakan oleh Gold (1980) yang terdiri dari 4 tahapan. Tahapan tersebut adalah inventarisasi, analisis, sintesis, dan master plan. ...