The Impact of Corruption on Productivity in The Middle-Income Trap Countries
Date
2023Author
Putri, Mutiara Virgia Leran
Purnamadewi, Yeti Lis
Ampofo, Akwasi
Metadata
Show full item recordAbstract
In recent decades, many developing nations have experienced rapid economic
growth. However, since 1980, this growth has stalled due to challenges in
competing with the low labor costs in Low-Income Countries (LICs) and the
superior economic knowledge and high-quality institutions in High-Income
Countries (HICs), as highlighted by Garret (2004). Gill and Kharas (2007)
characterize this phenomenon as the Middle-Income Trap (MIT). Getting stuck in
the middle-income category poses difficulties; as noted by Paus (2017), a slowdown
in growth for MIT countries can hinder the potential improvement of citizens' living
standards. While solutions for escaping the MIT are multifaceted, numerous studies
underscore the crucial role of institutions or government intervention in breaking
free from this trap (Kahras & Kohli, 2011; Tran, 2013; Larson et al., 2016;
Melguizo et al., 2017; Acheampong & Udvaru, 2020; Leven, 2020; Besco et al.,
2021).
Meanwhile, corruption presents a notable institutional obstacle hindering
economic advancement (Mo, 2001; World Bank, 2022). Despite extensive research
exploring the link between corruption and economic growth, there is a scarcity of
studies specifically examining these relationships within the Middle-Income Trap
(MIT) context. Additionally, existing studies have predominantly concentrated on
the impact of corruption on investment or economic growth, but contemporary
literature on economic growth emphasizes the more substantial role played by
productivity (Caselli, 2005; Easterly & Levine, 2001). Consequently, this study
aims to address this research gap by examining how corruption influences a
country's productivity, as measured by total factor productivity (TFP).
In general, there are three main objectives of this research. Firstly, to describe
the characteristics of corruption and Total Factor Productivity (TFP) in countries
associated with MIT. The second objective is to investigate the impact of corruption
on TFP, while the third objective is to compare these impacts based on regions and
income groups. The research methodology employed to address the first research
objective is descriptive analysis. Meanwhile, to address the second and third
research objectives, panel data regression analysis is utilized. This study utilizes
panel data covering 50 countries confirmed to be associated with MIT based on
various definitions in Pruchnik and Zowczak (2017), spanning from 2003 to 2019.
The primary findings can be summarized as follows. Firstly, corruption
significantly hampers productivity in countries ensnared in the Middle-Income Trap
(MIT). According to the fixed-effect model's regression coefficient, a 1% increase
in corruption growth is predicted to decrease productivity growth by 0.02%. This
finding supports the "sand on the wheel" hypothesis, which asserts that corruption
has a negative impact on the economy. Secondly, based on the estimated value of
Total Factor Productivity (TFP) growth, China stands out as having the most
substantial likelihood of breaking free from the MIT compared to the other
countries examined in this study. Thirdly, the adverse impact of corruption on productivity remains consistent across various regions and income groups. However,
the statistically significant effect is specifically observed in the Middle East, North
Africa, and Lower-Middle-Income countries. Lastly, this research posits that
eliminating corruption is the key to enhancing a country's productivity and escaping
the Middle-Income Trap. Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara berkembang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, sejak tahun 1980, pertumbuhan ini
melambat karena sulit bersaing dengan biaya tenaga kerja rendah di negaranegara
Low-Income dan pengetahuan ekonomi tinggi serta institusi berkualitas
di negara-negara High-Income (Garret, 2004). Gill dan Kharas (2007)
menggambarkan fenomena ini sebagai Jebakan Pendapatan Kelas Menengah
atau Middle-Income Trap (MIT). Perlambatan pertumbuhan di negara MIT dapat
menghambat potensi peningkatan standar hidup masyarakat di negara tersebut
(Paus, 2017). Meskipun solusi untuk keluar dari MIT sangat kompleks, banyak
penelitian menekankan pentingnya intervensi pemerintah dalam melepaskan diri
dari jebakan tersebut (Kahras & Kohli, 2011; Tran, 2013; Larson et al., 2016;
Melguizo et al., 2017; Acheampong & Udvaru, 2020; Leven, 2020; Besco et al.,
2021).
Di sisi lain, korupsi merupakan masalah serius di pemerintahan yang
menghambat kemajuan ekonomi (Mo, 2001; Bank Dunia, 2022). Meskipun telah
banyak penelitian menganalisi hubungan antara korupsi dan pertumbuhan
ekonomi, namun studi yang secara khusus membahas hubungan tersebut dalam
konteks MIT masih sulit ditemukan. Studi-studi yang sudah ada juga lebih fokus
pada dampak korupsi pada investasi dan akumulasi kapital, sedangkan literatur
terbaru menekankan bahwa dalam jangka panjang, produktivitas memiliki peran
lebih besar dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Caselli, 2005; Easterly
& Levine, 2001). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi kesenjangan
penelitian atau “research gap” dengan mengkaji bagaimana korupsi
memengaruhi produktivitas di negara-negara yang terjebak MIT, dimana
produktivitas diukur dengan Total Factor Productivity (TFP).
Secara umum, ada tiga tujuan utama penelitian ini. Pertama, untuk
menggambarkan karakteristik korupsi dan TFP pada negara-negara yang
terjebak MIT. Tujuan kedua adalah untuk menginvestigasi dampak korupsi
terhadap TFP, lalu tujuan ketiga untuk membandingkan dampak tersebut
berdasarkan wilayah dan kelompok pendapatan. Metode penelitian yang
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama adalah analisis deskriptif.
Sementara itu, untuk menjawab tujuan penelitan kedua dan ketiga menggunakan
analisis regresi data panel. Penelitian ini menggunakan data panel yang
mencakup 50 negara yang dikonfirmasi terjebak dalam MIT berdasarkan
beberapa definisi dalam Pruchnik dan Zowczak (2017), dari tahun 2003 hingga
2019.
Studi ini menghasilkan tiga temuan utama. Pertama, korupsi terbukti secara
signifikan menghambat produktivitas di negara-negara yang terjebak dalam
MIT. Berdasarkan koefisien regresi dari fixed effect model, pertumbuhan korupsi
sebesar 1% diprediksi dapat menurunkan pertumbuhan produktivitas sebesar
0,02%. Temuan ini mendukung hipotesis sand on the wheel yang menyatakan
bahwa korupsi berdampak negative terhadap perekonomian. Kedua, berdasarkan
nilai estimasi TFP, China merupakan negara dengan kemungkinan terbesar
untuk keluar dari MIT dibandingkan dengan negara-negara lain dalam penelitian
ini. Ketiga, dampak negatif ini konsisten ditemukan di berbagai kelompok
wilayah dan kelompok pendapatan, meskipun yang signifikan secara statistik
hanya ditemukan di kelompok negara Timur Tengah dan Afrika Utara, dan
kelompok negara-negara lower-middle income. Penelitian ini
merekomendasikan bahwa pemberantasan korupsi adalah kunci untuk
meningkatkan produktivitas suatu negara dan keluar dari MIT.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]