Pengaruh Ekstrak Daun Pitis Kecil (Hoya lacunosa) terhadap Perkembangan Pradewasa Nyamuk Aedes aegypti.
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis, dimana setiap tahunnya hanya ada dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan Kondisi yang demikian tersebut akan memunculkan adanya suatu penyakit tropis yang berbahaya salah satunya adalah Demam berdarah (Wiria, 2004). Vektor utama penyakit ini adalah Aedes aegypti (Putra 1995). Aedes aegypti selain menyebabkan penyakit pada manusia melalui demam berdarah, dapat pula juga sebagai vektor penyakit pada hewan antara lain Yellow fever pada Kera; Western equine encephalitis (WEE) pada Kuda; Rabbit myxomatosis pada Kelinci dan Fowl pox pada Burung (Cheng 1974).
Pengendalian terhadap vektor salah satunya dengan penggunaan insektisida sintetis. Namun penggunaan insektisida sintetis mengakibatkan dampak buruk antara lain terjadinya keracunan pada manusia, keracunan pada hewan dan apabila dilakukan secara berulang dapat mengakibatkan resistensi dari vektor (Anonimous 2004). Guna mengurangi dampak negatif dari penggunaan insektisida sintetis, insektisida nabati merupakan alternatif pilihan. Pilihan alternatif antara lain dengan penggunaan daun pitis kecil (Hoya lacunosa).
Hoya lacunosa merupakan tanaman epifit, berdaun tebal berlapis lilin dan bergetah. Daun pitis kecil (Hoya lacunosa) pada umumnya digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit akibat gigitan serangga, pyoderma, bengkak (Zachos 1998). Kandungan yang terdapat dalam daun pitis kecil (Hoya lacunosa) antara lain alkaloid, saponin, dan terpenoid (Zachos 1998).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pitis kecil (Hoya lacunosa) dalam pelarut aquades, metanol dan etanol dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan 0% sebagai kontrol dengan lima kali pengulangan sebagai insektisida nabati yang diberikan pada larva instar III dan pupa Aedes aegypti. Pengamatan dilakukan setiap 8 jam sekali. Variabel yang diamati adalah perkembangan larva menjadi pupa, pupa menjadi dewasa, jumlah kematian larva dan jumlah kematian
pupa. Hasil ANOVA yang diperoleh menunjukkan jumlah kematian larva pada konsentrasi 2%, 3%, 4% dan 5% dalam ekstrak daun pitis (Hoya lacunosa) dengan pelarut aquades dan etanol berbeda nyata terhadap kontrol pada taraf 5%, pada pelarut Metanol semua konsentrasi berbeda nyata terhadap kontrol. Kematian pupa akibat terpapar ekstrak daun pitis kecil (Hoya lacunosa) dengan pelarut aquades, metanol dan etanol pada semua konsentrasi berbeda nyata terhadap kontrol. Lama perkembangan larva menjadi pupa pada konsentrasi 4% ekstrak dalam aquades; 4% dan 5% ekstrak dalam metanol dan 3%, 4% dan 5% ekstrak dalam etanol berbeda nyata terhadap kontrol pada taraf 5%. Lama perkembangan pupa menjadi dewasa pada konsentrasi 2%, 3%, dan 4% dalam aquades, 3% dalam metanol dan etanol berbeda nyata terhadap kontrol 5%. Lc50 dari hasil analisis probit ekstrak daun pitis kecil (Hoya lacunosa) adalah 4.0282% pada pelarut aquades, 1.7774% pada pelarut metanol dan 2.4984% pada pelarut etanol.