Studi kasus pengobatan babesiosis pada anak anjing dengan menggunakan clindamycin
View/ Open
Date
2005Author
Sitanggang, Indani Ulinesti
Wulansari, Retno
Astyawati, Tutuk
Metadata
Show full item recordAbstract
Studi kasus bermula dari seekor induk anjing yang terinfeksi B.canis melahirkan 4 ekor anak anjing. Setelah 2 minggu seekor dari antara anak anjing itu mati dengan gejala klinis ikterus, hyperthermia, epistaxis dan kelemaham umum. Setelah diperiksa sample darahnya ternyata ke-4 anak anjing tersebut positif terinfeksi B.canis. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan clindamycin dengan takaran 20 mg/kg BB per oral, 2 kali dalam sehari, selama 14 hari. Penelitian ini menggunakan parameter utama, yaitu pemeriksaan laboratoris yang mencakup penghitungan persentase parasitemia, persentase retikulosit, dan persentase hematokrit (PCV). Selain itu, digunakan juga parameter lain melalui pemeriksaan fisik, yaitu pengukuran pulsus, respirasi, dan temperatur.
Selama 8 minggu pemeriksaan terhadap persentase parasitemia, puncak tertinggi pada grafik terjadi pada minggu ke-3, yaitu 1,57%-3,45% menurun menjadi 0,20%-0,79% pada minggu ke-8. Clindamycin terbukti dapat mengurangi salah satu simptom yang diakibatkan oleh babesia yaitu: anemia terlihat dari peningkatan PCV dari minggu ke-1 sampai minggu ke-8, yaitu dari 23%-28% meningkat menjadi 37%-39%. Pemeriksaan fisik anak-anak anjing menunjukkan bahwa clindamycin juga mampu mengurangi simptom yang diakibatkan oleh infeksi babesia: anemia, anorexia, dan kelesuan terbukti dari perkembangan kesehatan anak-anak anjing yang semakin membaik.