Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor tomat segar Indonesia
Abstract
Tomat (Lycopersicon esculentum var cerasiforme) merupakan salah satu komoditi unggulan sayuran yang bernilai tinggi dan sampai saat ini masih terus diusahakan di Indonesia secara komersial. Buah tomat merupakan komoditas yang multiguna, berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak. buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan. sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan. Karena itu tidaklah mengherankan kalau komoditas tomat terus berkembang di area pertanian dan perdagangan internasional.
Tingkat produksi tanaman tomat di Indonesia pada saat ini belumlah optimal, terlihat dalam nilai produktivitas tanaman tomat yang masih bisa ditingkatkan dari yang saat ini rata-rata 13 ton/ha menjadi lebih optimal lagi yang bisa mencapai > 20 ton/ha. Pada 2 tahun terakhir (2002-2003) terjadi penurunan ekspor yang sangat signifikan dari komoditi tomat segar, hal ini terjadi karena produk tomat ekspor negara Indonesia yarig belum mampu memenuhi standard mutu ekspor yang semakin baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produksi dan ekspor tomat segar Indonesia serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut. Data sekunder yang digunakan merupakan data deret waktu (time series)
selama periode 1984-2003, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Bank Indonesia dan instansi-instansi lain yang terkait. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Gambaran perkembangan produksi dan ekspor tomat segar dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi, sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor tomat segar Indonesia digunakan pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda.
Meningkatnya jumlah produksi tomat Indonesia pada periode tiga tahun terakhir tidak sejalan dengan meningkatnya ekspor tomat segar Indonesia. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kualitas tomat segar ekspor sehingga produk tomat segar Indonesia tidak dapat memenuhi standar ekspor yang berlaku.
Hasil pendugaan persamaan-persamaan struktural dari model produksi tomat Indonesia dan model ekspor tomat segar Indonesia menunjukkan adanya masalah multikolinearitas. Hal ini mengindikasikan adanya pelanggaran asumsi yang disyaratkan dalam pendugaan OLS (Ordinary Least Square). Jadi model tersebut tidak layak untuk diteruskan. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas itu, alternatif yang diambil adalah dengan menghilangkan salah satu variabel yang menyebabkan adanya multikolinearitas tersebut. ...