Kualitas Filamen Sutera Bombyx mori pada Lama Penyimpanan Kokon yang Berbeda
View/ Open
Date
2012Author
Windari, Gusvita
Siregar, Hotnida C.H.
Andadari, Lincah
Metadata
Show full item recordAbstract
Bombyx mori merupakan salah satu ulat sutera yang sangat terkenal didunia
dengan produksi suteranya yang memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi. Hasil
akhir dari pemeliharaan ulat sutera adalah kokon. Kokon inilah yang akan diproses
menjadi filamen atau serat sutera yang merupakan aspek industri dari kegiatan
persuteraan alam. Kualitas sutera sangat bergantung dari kondisi kokon dan
filamennya. Salah satu hal yang diduga dapat mempengaruhi karakteristik kokon dan
filamennya adalah lama penyimpanan kokon saat pengolahan. Petani beranggapan
bahwa lama penyimpanan kokon hanya tujuh hari. Penelitian ini mencoba
menganalisis lama penyimpanan kokon lebih dari tujuh hari bahkan sampai 21 hari.
Metode pengeringan yang digunakan merupakan metode yang umumnya digunakan
petani di Indonesia yaitu pengeringan sinar matahari.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh lama penyimpanan terhadap
kualitas filamen sutera B. mori serta menetapkan lama penyimpanan yang terbaik.
Penelitian ini menggunakan kokon B. mori yang diperoleh dari Rumah Sutera Alam
Ciapus, dan dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2012 di Laboratorium Pusat
Penelitian dan Pengembangan, Peningkatan Produktivitas Hutan, divisi Pesuteraan
Alam, Ciomas. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan perlakuan lama penyimpanan yang berbeda yaitu 0, 7, 14 dan 21 hari. Setiap
taraf perlakuan terdiri atas lima ulangan. Peubah yang diamati adalah bobot kokon
kering, sisa kokon, panjang filamen, bobot filamen, tebal filamen, rendemen serat,
jumlah putus dan daya urai. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA pada
taraf 95%, jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah maka dilanjutkan
dengan uji Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh sangat
nyata terhadap jumlah putus (P<0,01) serta berpengaruh nyata terhadap panjang
filamen dan daya urai (P<0,05), tidak berpengaruh terhadap bobot kokon kering, sisa
kokon, bobot filamen, tebal filamen serta rendemen serat. Penguraian kokon segar
setelah direbus (kontrol) dan setelah disimpan selama 7 hari menghasilkan filamen
dengan kualitas yang sama. Kualitas filaemen tersebut adalah jumlah putus dan daya
urai.