Show simple item record

dc.contributor.advisorSyafii, Wasrin
dc.contributor.advisorFebrianto, Fauzi
dc.contributor.authorFalah, Syamsul
dc.date.accessioned2024-01-23T03:02:57Z
dc.date.available2024-01-23T03:02:57Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135633
dc.description.abstractPenggunaan kayu yang memiliki keawetan alami tinggi masih terbatas, hal ini karena ketersediaannya langka dan harganya sangat mahal. Di Indonesia diperkirakan hanya terdapat 15-20% jenis-jenis kayu yang keawetannya tinggi sedangkan sisanya adalah kelas awet rendah (Oey Djoen Seng, 1964). Untuk meningkatkan umur pakai kayu dengan kelas awet rendah, digunakan bahan pengawet sintetis yang banyak dijual di pasaran. Penggunaan bahan pengawet kayu sintetis sering menimbulkan masalah karena sebagian mengandung unsur yang beracun. Kayu memiliki keawetan alami karena mengandung komponen yang diduga bersifat racun terhadap organisme perusak kayu. Sumber keawetan alami kayu ini bisa digunakan sebagai bahan pengawet alami. Selain itu bahan ini tidak menimbulkan dampak yang membahayakan terhadap lingkungan karena sifatnya yang mudah terdegradasi secara biologis (biodegradable). Keawetan kayu secara alami tidak dapat dipisahkan dari Kayu masih memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan kayu semakin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, kemajuan teknologi perindustrian, dan ilmu pengetahuan...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcWood extractiveid
dc.titleEfek toksikologis zat ekstraktif kayu tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) terhadap rayap pohon Neotermes dalbergiae Khv.id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record