Studi komparasi pemasaran kayu hutan rakyat di Krui (Lampung) dan Maninjau (Sumatera Barat)
View/ Open
Date
1994Author
Wibowo, Didik
Wijayanto, Nurheni
Purnama, Boen M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembukaan hutan untuk pertanian dan pemanenan hutan mengakibatkan menipisnya sumberdaya hutan. Hal ini terasa pada jumlah produksi kayu secara global. Menipisnya sumberdaya hutan ini akan mempengaruhi sumberdaya lainnya. Salah satu cara untuk membantu mengatasi masalah ini adalah dengan mengembangkan hutan rakyat.
Hutan rakyat pada gilirannya dapat menjadi salah satu sumber nafkah bagi para petani. Buah-buahan, sayuran, tanaman obat, bahan bangunan, kayu bakar, dan hasil lainnya akan menambah penghasilan penduduk. Meskipun demikian, fungsi dari hutan rakyat dalam hal menipisnya sumberdaya hutan adalah sebagai suplai kayu bakar dan kayu bangunan (Michon, 1991).
Kayu rakyat ini turut beredar dipasaran untuk memenuh- i kebutuhan konsumsi kayu rakyat. Adanya tengkulak seba- gai perantara dalam pemasaran kayu, ternyata dapat memper- lancar pemasaran kayu tersebut sampai kepada konsumen. Walaupun demikian, belum ada atau tidak adanya informasi harga yang dapat dipakai petani (produsen) sebagai dasar untuk menjual kayu, kadang-kadang petani mendapatkan bagian (harga) yang rendah. Harga yang rendah ini jika terjadi berlarut-larut akan membuat enggan petani untuk melestarikan hutan rakyat tersebut (Soerwiatmoko, 1988).
Selain tengkulak, ada lembaga-lembaga lain agar dalam penyampaian kayu kepada konsumen menjadi lancar. Lembaga- lembaga ini membentuk saluran distribusi. Agar marjin yang diperoleh antara produsen dan lembaga-lembaga yang ada dalam saluran tersebut proporsional, maka diperlukan adanya saluran tataniaga yang efektif dan efisien...dst
Collections
- UT - Forest Management [2956]