Pemetaan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh
View/ Open
Date
1998Author
Satria, Eri
Wijayanto, Hari
Sulvianti, Itasia Dina
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dalam pencapaian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Berbicara masalah pendidikan maka tidak bisa lepas dari peran serta guru. Semakin baik kualitas profesionalisme guru maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Melihat secara nasional, jumlah guru sudah cukup memadai, tetapi jika dilihat secara regional, yaitu tingkat wilayah maka timbul berbagai masalah, salah satunya adalah masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikan. Guna mengatasi masalah ketidaksesuaian tersebut dibutuhkan penyesuaian kebutuhan guru sebagai salah satu aspek dari perencanaan pendidikan. Pemetaan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diasuh adalah salah satu alternatif untuk menggambarkan masalah tersebut.
Pemetaan berdasar pada penghitungan indeks ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh. Indeks ketidaksesuaian tersebut diperoleh dengan menggunakan metode rataan terboboti. Penggunaan metode rataan terboboti dibedakan menjadi tiga versi, yaitu versi 1. 2 dan 3. Versi 1 digunakan untuk melihat banyaknya guru yang tidak sesuai antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diasuh, sedangkan versi 2 dan 3 digunakan untuk melihat seberapa baik atau buruk guru mengasuh mata pelajaran bukan merupakan bidang keilmuannya.
Hasil yang diperoleh dari ketiga versi tersebut cenderung memberikan kategori ketidaksesuaian yang sama, sehingga perbedaan yang timbul dapat diabaikan. Hasil yang diperoleh dari masing-masing versi kemudian digambarkan dalam peta ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh. Dari peta tersebut dapat disimpulkan kategori ketidaksesuaian untuk 27 propinsi di Indonesia. Terdapat dua propinsi yang termasuk kategori ketidaksesuaian sangat tinggi, yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Terdapat lima propinsi yang termasuk kategori ketidaksesuaian tinggi. yaitu Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan Irian Jaya. Kategori ketidaksesuaian sangat tinggi dan tinggi mengandung arti bahwa pada propinsi tersebut banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pada dua puluh propinsi lainnya yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat. Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan. Jambi, Lampung, Kalimantan Timur. Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Timor Timur. Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara termasuk kategori ketidaksesuaian sangat rendah, rendah, dan sedang. Ke-20 propinsi tersebut dapat digolongkan propinsi yang sudah baik kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh,
Selanjutnya dari gambaran ketidaksesuaian setiap propinsi di Indonesia, diharapkan memudahkan untuk menemukan langkah-langkah yang tepat guna mengatasi masalah ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diasuh, sehingga pada akhirnya dapat mendorong upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.