Predisposisi terjadinya milk fever pada sapi perah dan pentingnya pencegahan di tinjau dari gejala klinis dan patologi-anatomik
Abstract
Pemenuhan kebutuhan protein hewani sampai saat ini merupakan masalah besar yang menjadi tantangan setiap pihak yang berkecimpung di dalamnya. Peningkatan produksi daging, telur, dan susu terus menerus digarap dengan dorongan semua pihak baik pemerintah maupun swasta. Melalui koperasi susu diharapkan peningkatan produksi susu mampu menunjang pemenuhan kebutuhan protein hewani tersebut. Usaha tersebut salah satunya dengan mengimpor sapi-sapi perah bermutu tinggi. Peningkatan populasi sapi perah di Indonesia diharapkan per tahun 18,1%, mulai 1984 sampai 1988. Sejalan dengan itu maka permasalahan ternak tersebut akan semakin kompleks, terutama mengenai kesehatan ternak.
Paresis purpueralis, parturient paresis, atau milk fever sebagai salah satu penyakit yang sering menyerang sapi perah akan menimbulkan permasalahan tersendiri dan perlu mendapat perhatian. Mengingat mortalitas bisa mencapai 75% dan jika ditangani dengan baik mortalitasnya mencapai 3-4%. Oleh karenanya pencegahan merupakan alternatif pilihan yang perlu dipikirkan. Milk fever ditandai oleh penurunan yang tiba-tiba dari konsentrasi kalsium darah (plasma). Penurunan kalsium darah mencapai 3-7 mg% dari kondisi normal sebesar sekitar 10 mg%. ...