Studi pengaruh monsun dan el-nino southern oscillation (ENSO) terhadap curah hujan di Aceh
View/ Open
Date
1998Author
Setiawan, Eka Budi
Suharsono, Heny
Sribimawati, Tien
Metadata
Show full item recordAbstract
Iklim dan cuaca di Indonesia dibentuk oleh berbagai fenomena, baik fenomena yang berasal dari luar maupun dari dalam wilayah Indonesia. Beberapa fenomena yang mempengaruhi wilayah Indonesia tersebut ialah monsun dan El-Nino (McBride, 1992).
Daerah Istimewa Aceh yang terletak di ujung Indonesia bagian utara dan barat tidak terlepas dari pengaruh monsun dan El-Nino. Namun pengaruh monsun dan El-Nino terhadap curah hujan di Aceh belum banyak diketahui, sehingga diperlukan penelitian untuk melihat pengaruh tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh monsun dan El-Nino terhadap curah hujan di
Aceh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah rata-rata, simpangan, koefisien korelasi, koefisien keragaman, dan uji F, yang ditampilkan dalam bentuk grafik maupun tabel, untuk menerangkan pengaruh monsun dan El-Nino tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aceh merupakan wilayah yang memiliki dua puncak hujan, yaitu pada bulan April dan Oktober. Hal tersebut dipengaruhi letak wilayah Aceh yang berada di dekat ekuator.
Monsun juga mempengaruhi curah hujan di Aceh. Pengaruh monsun ini lebih besar di Aceh bagian utara, yaitu di Stasiun Blang Bintang dan Sabang Meteo. Berdasarkan data curah hujan di kedua stasiun tersebut, pada saat Monsun Timur Laut, curah hujan di Aceh melebihi rata-rata curah hujan bulanannya, sedangkan ketika terjadi Monsun Barat Daya, curah hujan di Aceh dibawah rata- rata curah hujan bulanannya.
El-Nino kurang mempengaruhi curah hujan di Aceh. Pengaruh El-Nino tersebut terlihat pada bulan Juli-Agustus (Monsun Barat Daya) dan bulan Desember-Februari (Monsun Timur Laut).