Analisis intensitas faktor produktivitas modal tenaga kerja di PT telekomunikasi Indonesia periode 1984-2002
Abstract
Dalam usaha menjalankan industrialisasi, seperti negara sedang berkembang lainnya, Indonesia menghadapi masalah yaitu menentukan bagaimana proporsi pembangunan industri, bagaimana skala operasi yang akan dibangun dan strategi apakah yang akan diambil serta bagaimana proses produksi yang diterapkan, apakah cenderung padat modal atau padat karya. Industri- industri yang ada pada umumnya lebih cenderung memilih teknik produksi yang bersifat padat modal. Hal itu karena adanya pandangan bahwa padat modal lebih efisien daripada teknik produksi yang padat karya. Jenis industri ini memang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi kemampuan menyerap angkatan kerja sangat terbatas. Padahal di negara berkembang seperti Indonesia ini justru industri yang padat karya lebih dibutuhkan agar dapat menampung jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat, sehingga pengangguran di Indonesia bisa dikurangi.
Proses produksi yang mengolah beberapa input untuk menghasilkan output tertentu, merupakan suatu hal yang paling memegang peranan penting bagi sebuah perusahaan atau industri dalam kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, perlu kiranya diadakan suatu penelitian mengenai teknik dan proses produksi industri jasa telekomunikasi di PT TELKOM yang tidak sama dengan proses produksi industri barang pada umumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perkembangan industri jasa telekomunikasi yang dikelola oleh PT TELKOM kaitannya dengan modal dan tenaga kerja, intensitas faktor dan tingkat substitusi teknik (rate of technical substitution) di PT TELKOM pada periode 1984-2002, return to scale yang dicapai oleh PT TELKOM, dan produktivitas marjinal tenaga kerja dan modal terhadap output di PT TELKOM...