Identifikasi Peubah-Peubah yang Memengaruhi Pernikahan Dini di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Model Regresi Spasial
View/ Open
Date
2024-01Author
Iman, Surya Hafi Alamul
Sulvianti, Itasia Dina
Indahwati
Metadata
Show full item recordAbstract
Pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur 19 tahun masih tergolong tinggi di Indonesia. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan kasus pernikahan di bawah umur yang tinggi pada tahun 2020. Beberapa kabupaten/kota yang berdekatan cenderung saling memengaruhi, sehingga untuk mengidentifikasi peubah - peubah yang memengaruhi pernikahan dini di Jawa Timur tahun 2020 digunakan regresi spasial dengan matriks pembobot jarak k-tetangga terdekat. Data yang digunakan adalah persentase wanita yang memiliki usia pernikahan pertama di bawah 19 tahun dengan peubah penjelas yaitu persentase penduduk miskin, persentase pemuda yang memiliki akses internet, persentase penduduk dengan tingkat pendidikan tertinggi SD, persentase penduduk dengan tingkat pendidikan tertinggi SMP, persentase penduduk dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA, dan persentase wanita yang pernah hamil di usia remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spatial Durbin Model (SDM) lebih baik daripada Spatial Autoregressive Model (SAR) dalam penentuan peubah-peubah yang memengaruhi persentase kasus pernikahan dini. Berdasarkan Spatial Durbin Model (SDM), peubah-peubah yang berpengaruh signifikan yaitu persentase penduduk miskin, persentase pemuda yang memiliki akses internet, persentase wanita dengan pendidikan tertinggi SMA, lag persentase wanita dengan pendidikan tertinggi SMA, dan lag persentase wanita yang pernah hamil di usia remaja Early marriage, or marriage under the age of 19, remains prevalent in
Indonesia. In the year 2020, the province of East Java recorded high instances of
underage marriages. Several adjacent districts/cities tend to mutually influence
each other, prompting the use of spatial regression with a matrix weighing the
distances of k-nearest neighbors to identify the variables influencing early
marriages in East Java in 2020. The data utilized includes the percentage of
women with first marriage below 19 years old, with explanatory variables being
the percentage of the population living in poverty, the percentage of youth with
internet access, the percentage of the population with the highest education level
of elementary school, the percentage of the population with the highest education
level of junior high school, the percentage of the population with the highest
education level of senior high school, and the percentage of women who have
been pregnant during their teenage years. The research findings indicate that the
Spatial Durbin Model (SDM) outperforms the Spatial Autoregressive Model
(SAR) in determining the influential variables affecting the percentage of child
marriage cases. According to the Spatial Durbin Model (SDM), the significant
influencing variables are the percentage of the population living in poverty, the
percentage of youth with internet access, the percentage of women with the
highest education level of senior high school, the lag of the percentage of women
with the highest education level of senior high school, and the lag of the
percentage of women who have been pregnant during their teenage years.