Analisis strategi bersaing obat tradisional : studi kasus di Taman Sringanis, Desa Cimanengah-Cipaku, Kota Bogor, Jawa Barat
Abstract
Era globalisasi dan perdagangan bebas yang terjadi pada saat ini menuntut setiap negara untuk mengembangkan sektor usaha yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang mendukung dalam pengembangan tanaman obat karena memiliki sekitar 1260 spesies tanaman obat, dan 283 spesies diantaranya merupakan spesies tumbuhan obat yang sudah terdaftar dan digunakan oleh industri obat tradisional (Pramono, 2002).
Terdapat dua pelaku yang bergerak dalam bidang pengembangan tanaman obat
dengan melakukan produksi obat tradisional di kota Bogor. Kedua pelaku tersebut
adalah Taman Sringanis dan Yayasan Kebun Obat Karyasari. Saat ini Karyasari
memiliki posisi yang lebih kuat dalam industri dibandingkan Taman Sringanis. Taman
Sringanis harus membandingkan kemampuan-kemampuan internal kuncinya dengan
yang dimiliki oleh Karyasari untuk menentukan posisinya relatif terhadap pesaing
utama.
Taman Sringanis harus melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan posisi bersaing perusahaan dan meningkatkan efisiensi operasi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan adalah dengan memiliki srtategi bersaing yang tepat dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhinya. Pemilihan strategi merupakan keputusan untuk memilih strategi yang terbaik yang memenuhi tujuan perusahaan, dengan demikian Taman Sringanis harus menentukan alternatif strategi yang yang sesuai dengan tujuan jangka panjang Taman Sringanis.
Penelitian ini bertujuan umtuk menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi posisi persaingan Taman Sringanis pada saat ini, mengetahui posisi Taman Sringanis bila dibandingkan pesaing utamanya (Karyasari), dan memformulasikan alternatif strategi yang sesuai bagi Taman Sringanis untuk menjalankan usahanya.
Hasil analisis lingkungan internal Taman Srinagnis mengidentifikasikan 12 faktor kunci kekuatan dan delapan faktor kelemahan. Faktor kekuatan Taman Sringanis adalah: (1) kualitas produk yang baik, (2) produk inovatif sesuai kebutuhan, (3) produk yang informatif, (4) harga relatif murah, (5) citra baik di mata konsumen, (6) manajemen kebersamaan dan keterbukaan, (7) loyalitas dan rasa memiliki dari karyawan, (8) kapasitas produksi yang meningkat, penjualan yang semakin meningkat, (9) penggunaan modal pribadi, (10) hubungan baik dengan pemasok dan mitra tani, dan (13) hubungan baik dengan instansi pemerintah. Faktor kelemahan Taman Sringanis adalah: (1) manajemen yang sederhana, (2) terjadi tumpang tindih jabatan, (3) misi perusahaan yang tidak berorientasi pada laba, (4) pemasaran dan jalur distribusi yang
terbatas, (5) kegiatan promosi yang terbatas, (6) peningkatan total biaya produksi, (7) sistem pembukuan yang belum baik, dan (8) keterbatasan tingkat pendidikan karyawan. Nilai total skor IFE (Internal Factor Evaluation) Taman Sringanis adalah 3,1703 yang menunjukkan bahwa Taman Sringanis berada dalam kondisi internal yang kuat. ...