Analisis kelayakan investasi pengembangan kemasan yoghurt menggunakan kemasan semi-kaku pada CV. Bintang Tiga
Abstract
Karet alam sebagai bagian dari subsektor perkebunan merupakan salah satu komoditas andalan bagi Indonesia dan cukup diminati. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi produksi karet alam terhadap total produksi tanaman perkebunan Indonesia. Selama periode 1999 sampai 2002 karet alam memberikan kontribusi terbesar terhadap total produksi tanaman perkebunan Indonesia, yaitu rata-rata sebesar 45,23 persen (Dirjen Bina Produksi Perkebunan, 2003). Besarnya produksi karet alam Indonesia, yaitu rata-rata sebesar 3.141.159 ton per tahun mendukung pertumbuhan ekspor maupun impor karet alam Indonesia. Pertumbuhan ekspor karet Indonesia dalam lima tahun terakhir secara umum mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan volume dan nilai ekspor masing-masing sebesar 2,03 dan 19,62 persen. Begitu juga dengan pertumbuhan impor karet alam Indonesia, pertumbuhan impor komoditi karet alam meningkat dengan volume dan nilai rata-rata per tahun masing- masing sebesar 22,17 persen dan 24,17 persen dalam lima tahun terakhir.
Aspek keuangan merupakan aspek yang penting dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan karena seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi kegiatan produksi, pemasaran dan sumber daya manusia selalu berhubungan dengan bagian keuangan perusahaan (Kadarsan, 1992). Sebagai salah satu aspek kunci dalam kegiatan perusahaan, tentu tidak mudah bagi perusahaan untuk mengelola keuangannya. Begitu pula dengan PT. Goodyear Sumatera Plantations (PT. GSP).
PT. GSP merupakan salah satu perusahaan perkebunan swasta yang bergerak dalam bidang pengembangan perkebunan dan pengolahan bahan baku karet alam. Saat ini perusahaan masih menghadapi beberapa kendala, yaitu perkembangan laba perusahaan yang belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebesar 10 persen setiap tahunnya. Pada laporan rugi laba perusahaan terlihat adanya pertumbuhan penjualan setiap tahunnya. Perusahaan mengharapkan peningkatan pada laba bersihnya dengan adanya pertumbuhan penjualan tersebut, namun pada tahun 2000 laba bersih perusahaan menurun sebesar 55,43 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2002, laba bersih perusahaan hanya meningkat sebesar 5,78 persen.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kinerja keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan laba PT. GSP yang belum sesuai dengan target perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan rencana srategis keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Analisis terhadap kinerja keuangan PT. GSP dilakukan dengan menggunakan
analisis trend dan analisis rasio. Analisis rasio terdiri dari empat rasio, yaitu rasio rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Sedangkan analisis trend merupakan pelengkap bagi analisis rasio, dimana hasil analisis trend akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan interpretasi hasil analisis rasio. Tujuan kedua jenis metode tersebut untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan dan mengetahui efisiensi pengelolaan keuangan perusahaan.
Dari hasil analisis trend terhadap laporan rugi laba terlihat bahwa nilai penjualan perusahaan selama periode 1999 sampai 2003 menunjukkan trend yang meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 16,89 persen setiap tahunnnya. Peningkatan...