Keragaman Genetik, Daya Gabung dan Keragaan Hibrida Jagung Pulut-Manis
Date
2023-12-28Author
Pangestu, Dimas Agung
Sutjahjo, Surjono Hadi
Ritonga, Arya Widura
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung pulut merupakan salah satu jenis bahan pangan yang prospektif untuk
dikembangkan. Jagung pulut memiliki terkstur yang lembut akibat kandungan
amilopektin yang tinggi. Akan tetapi kualitas rasa jagung pulut relatif hambar dan
kurang manis. Upaya peningkatan kualitas rasa jagung pulut perlu dilakukan.
Peningkatan kualitas rasa jagung pulut dapat dilakukan dengan perakitan jagung
pulut-manis. Jagung pulut manis merupakan kultivar jagung yang memiliki tekstur
pulen dan rasa manis dalam satu tongkol. Kultivar ini diperoleh melalui hibrida
hasil persilangan jagung pulut dengan jagung manis. Langkah awal pada kegiatan
pemuliaan tanaman adalah pembentukan populasi dasar dengan keragaman yang
tinggi. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan hibridisasi untuk mendapatkan
informasi pewarisan genetik suatu karakter yang dituju yang kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi keragaan dan daya hasil hibrida.
Percobaan pertama bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaman
genetik dan morfologi genotipe jagung pulut dan jagung manis. Pengujian
dilakukan di Kebun Percobaan Pasir Kuda dan dilaksanakan menggunakan
rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan.
Pengamatan karakter morfologi dan hasil dilakukan pada 26 karakter meliputi
karakter daun, batang, tasel, umur berbunga, tongkol jagung. Pengamatan karakter
didasarkan pada panduan deskripsi UPOV (2009). Hasil penelitian menunjukan
genotipe yang diuji menunjukan penampilan yang beragam. Karakter tinggi
tanaman, tinggi letak tongkol, diameter batang, jumlah daun, panjang tasel, bobot
tongkol berkelobot, jumlah biji perbaris memiliki nilai heritabilitas arti luas dan
nilai koefesien keragaman genetik yang tinggi. Informasi genetik yang diperoleh
kemudian dapat diklasifikasikan melalui analisis klaster. Analisis klaster
berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif membagi 13 genotipe jagung pulut
dan 5 jagung manis ke dalam tiga klaster utama dengan tingkat kemiripan 24.37 %.
Ciri-ciri utama yang membedakan tiga klaster tersebut antara lain bobot tongkol
berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, panjang tongkol berbiji,
dan jumlah biji per baris.
Percobaan kedua bertujuan untuk mendapatkan informasi daya gabung dan
heterosis hasil persilangan jagung pulut dengan jagung manis. Percobaan dilakukan
Kebun Percobaan Leuwikopo dan dilaksanakan menggunakan rancangan
kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Pengaruh DGU
dan DGK nyata pada karakter yang diamati. Nilai DGU yang paling tinggi pada
bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol, dan
jumlah biji per baris dimiliki oleh genotipe JPM4 dan berbeda nyata dengan
genotipe lainnya. Kombinasi persilangan antara jagung pulut dengan jagung manis
berpotensi untuk dikembangkan jika memperhatikan DGK, heterosis dan nilai
tengah pada karakter tongkol adalah JPS12-7 X JPM4 dan JPS1K-1 X JPM4.
iv
Percobaan ketiga bertujuan mengevaluasi keragaan 21 hibrida jagung untuk
mengetahui perbedaan serta keunggulan performa diantara masing-masing hibrida
serta memilih calon varietas hibrida dengan potensi hasil dan kualitas tongkol
terbaik. Secara keseluruhan dari karakter tongkol hibrida hasil persilangan
menunjukan nilai rata-rata yang relatif sama dengan varietas pembanding. Hibrida
JPS12-7 X JPM4 dan JPS1K-1 X JPM4 memiliki karakter tongkol lebih besar
dibandingkan dengan kedua varietas pembanding. Hibrida yang memiliki potensi
daya hasil tinggi untuk dilanjutkan yaitu JPS12-7 X JPM4 dan JPS1K-1 X JPM4.
Collections
- MT - Agriculture [3781]