Karboksimetilasi selulosa bakteri
View/ Open
Date
2004Author
Awalludin, Ade
Achmadi, Suminar S.
Nurhidayat, Novik
Metadata
Show full item recordAbstract
Selulosa tanaman dan selulosa bakteri memiliki sifat fisik yang berbeda. Serat-serat di permukaan selulosa bakteri lebih rapat dibandingkan dengan serat-serat pada selulosa tanaman. Perbedaan sifat tersebut mempengaruhi produk turunan yang dihasilkan. Serat selulosa yang rapat dapat dibuat lebih berongga dengan menggunakan natrium hidroksida.
Karboksimetil selulosa (carboxymethyl cellulose, CMC) merupakan hasil karboksimetilasi dari selulosa dengan menggunakan asam kloroasetat. CMC dibuat pada suhu 55°C dengan mereaksikan 18 g asam kloroasetat dan 5,5 g selulosa dalam medium isopropanol dengan ragam konsentrasi NaOH 30-40%. Kenaikkan konsentrasi NaOH dalam penyiapan CMC menyebabkan kenaikkan derajat substitusi dan menurunkan kandungan bahan taklarut air. Pada konsentrasi NaOH 35%, CMC yang dihasilkan sudah lebih baik dari NaOH 30%. Dengan perlakuan yang sama dalam membuat CMC, CMC dari selulosa bakteri memiliki derajat substitusi dan kadar CMC yang lebih tinggi daripada selulosa tanaman. Di sisi lain, kadar bahan taklarut air dari selulosa bakteri lebih rendah daripada selulosa tanaman. Derajat polimerisasi CMC (dengan alkalisasi NaOH 35%) dari selulosa bakteri sebesar 142,5. Hasil tersebut lebih besar dibandingkan dengan derajat polimerisasi CMC dari selulosa tanaman sebesar 121,4,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun selulosa bakteri memiliki serat yang lebih rapat daripada selulosa tanaman, tetapi dengan alkalisasi alkalisasi NaOH 35%, selulosa bakteri bersifat lebih aksesibel dibandingkan dengan selulosa tanaman sehingga lebih mudah menerima pereaksi karboksimetil.
Collections
- UT - Chemistry [2035]