Pewilayahan potensi tanaman lada (Piper Ningrum L.) cengkeh (Syzigium aromaticum L.) dan kopi (Coffea spp.) di Propinsi Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2004Author
Novianto, M. Addip
June, Tania
Risdiyanto, Idung
Metadata
Show full item recordAbstract
Pewilayahan tanaman sebagai upaya perluasan lahan pertanian atau perkebunan saat ini perlu dilakukan. Apalagi dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah akan membutuhkan data atau informasi mengenai potensi daerahnya sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan daerah khususnya dari sektor perkebunan. Berkaitan dengan itu, penelitian ini mencoba untuk memberikan salah satu cara yang kiranya dapat dipakai oleh pemerintah daerah dalam upaya mengetahui potensi daerahnya yaitu dengan menggunakan aplikasi dari sistem informasi geografi yaitu pewilayahan tanaman. Dalam pewilayahan tanaman dibutuhkan informasi kondisi daerah kajian, karakteristik tanaman maupun dari hasil survei di lapang.
Penelitian ini bertujuan menyusun peta kesesuaian lahan untuk pengembangan wilayah perkebunan tanaman lada, cengkeh dan kopi berdasarkan kesesuaian iklim dan tanah di propinsi Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencocokkan data kondisi daerah kajian (iklim, tanah dan topografi) dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman perkebunan yang diterbitkan oleh Puslitanak Bogor.
Hasil analisis dan pemetaan menunjukkan luas wilayah yang berpotensi untuk pengembangan tanaman lada berdasarkan kesesuaian agroklimat di Propinsi Sulawesi Tengah adalah sekitar 104 888,8 hektar (1,7% dari luas provinsi). Sedangkan luas daerah yang kurang berpotensi yaitu 5 815 055,7 hektar (94,2% dari luas provinsi). Untuk tanaman cengkeh, luas daerah yang berpotensi adalah sekitar 174 331,4 hektar (2,8% dari luas provinsi) dan yang kurang berpotensi sekitar 5 893 571,6 hektar (95,6% dari luas provinsi).
Untuk tanaman kopi, luas lahan berpotensi yang dihasilkan untuk tanaman kopi jenis robusta berbeda dengan kopi jenis arabika. Luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman kopi robusta adalah sekitar 197 111,9 hektar (3,2% dari luas provinsi) dan lahan yang kurang berpotensi sekitar 5 826 894,1 hektar (95,1% dari luas provinsi). Sedangkan untuk tanaman kopi arabika, hasil luas lahan yang berpotensi sekitar 29 317, 5 hektar (0,5% dari luas provinsi) dan lahan yang kurang berpotensi seluas 6 035 587,1 hektar (97,7% dari luas provinsi).