Sifat Anatomi dan Titik Demarkasi Area Juvenil Kayu Bambang Lanang Akibat Perbedaan Jarak Tanam
Abstract
Bambang lanang telah dibudidayakan secara luas di Provinsi Sumatera Selatan sebagai kayu pertukangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik anatomi dan batas pembentukan juvenil kayu bambang lanang yang ditanam pada jarak tanam yang berbeda. Bahan yang digunakan berupa tiga buah lempeng kayu setebal 2 cm dari pohon bambang lanang yang berasal dari Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus di Sumatera Selatan. Pohon tersebut ditanam dengan jarak tanam 3 m x 3 m, 4 m x 2,5 m, dan 6 m x 3 m berumur 12 tahun. Karakteristik anatomi dianalisis secara makroskopis dan mikroskopis, sedangkan batas juvenil kayu ditentukan berdasarkan variasi radial dari tiga parameter, yaitu sudut mikrofibril, panjang serat, dan kerapatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan jarak tanam tidak berpengaruh terhadap karakteristik anatomi kayu bambang lanang. Secara umum ciri makroskopis kayu bambang lanang adalah kayu berwarna coklat kekuningan, tekstur kayu agak halus hingga halus, arah serat terpadu, permukaan kayu agak mengkilap, dan kesan raba agak kasar, sedangkan ciri mikroskopisnya adalah pori-pori tata baur, ada yang soliter, dan juga berganda 2-3 sel, serta tidak ditemukan tilosis. Sementara itu, perbedaan jarak tanam juga tidak memengaruhi batas area kayu juvenil, yaitu belum dapat diketahui batas juvenilnya. Bambang lanang wood has been widely cultivated in South Sumatra Province as carpentry wood. This study analyze the anatomical and boundary characteristics of bambang lanang wood juveniles planted at different planting distances. The materials used were three wooden disk from the bambang lanang trees from the Forest for Specific Purpose in South Sumatra with a thickness of 2 cm. The trees were planted at with spacing of 3 m x 3 m, 4 m x 2,5 m, and 6 m x 3 m 12 years old. Anatomical characteristics were analyzed for macroscopic and microscopic, at the same time the determination of wood juvenile boundary based on the radial variation of three parameters microfibril angle, fiber length, and wood density. The result showed that the difference in planting distances did not affect the anatomical characteristics of bambang lanang wood. In general, the macroscopic characteristic of bambang lanang wood are yellowish brown, wood texture is rather smooth to smooth, intergrated fiber direction, the wood surface is rather shiny, and the tactile sensation is rather rough, while the microscopic characteristics are mixed pores, some are solitary, and multiple radial with 2-3 cells and no tylosis is found. Meanwhile, difference in planting distances also did not affect the boundaries of juvenile wood areas, that is, the boundaries of juvenile could not be determined.
Collections
- UT - Forestry Products [2325]