Skenario Pengelolaan Hutan Tanaman Pangan Berkelanjutan (Studi Kasus Di Kawasan Eks-PLG Kalimantan Tengah)
View/ Open
Date
2023-11-23Author
Dewi, Sevana
Kuncahyo, Budi
Mardiana, Rina
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan dan lahan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan makhluk
hidup. Sistem pangan memiliki peran penting karena menyangkut sistem sosial-ekologi
yang kompleks. Namun, dewasa ini sistem pangan khususnya di gambut, telah menjadi
perdebatan multisektor terkait keberlanjutan ekosistem. Dewasa ini, sistem pangan yang
dijalankan cenderung tidak adaptif dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
sehingga, menimbulkan banyak permasalahan yang menjadi sangat kompleks, salah
satunya adalah proyek strategis nasional (PSN) food estate di Kalimantan Tengah.
Penelitian ini berfokus pada pencarian alternatif pengelolaan lahan yang dapat
mengakomodir kepentingan konservasi dan ekonomi, sekaligus memberikan manfaat
sosial secara adil dan berkelanjutan, mulai dari menyajikan permasalahan sosial yang
ditimbulkan dari proyek strategis nasional, sampai pada penyusunan alternatif
pengelolaan hutan tanaman pangan berkelanjutan dengan metode studi kasus
menggunakan pendekatan eksploratif dan normatif.
Dengan menjadikan kawasan eks-PLG sebagai wilayah studi, analisis isi kebijakan
ekstensifikasi lahan food estate dengan implementasinya menunjukan sebesar 45%
ketidaksesuaian sehingga menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat lokal.
Dalam upaya menemukan alternatif pengelolaan lahan yang mampu mengakomodir
kepentingan multisektor, ditemukan tujuh jenis tanaman yang dikembangkan oleh
masyarakat lokal di kawasan eks-PLG memiliki nilai NPV>0 dan BCR>1, sedangkan
analisis multidimensi Rap-Gambut, tujuh jenis tanaman tersebut rata-rata memiliki indeks
keberlanjutan cukup (50,01-75.00). Tahap selanjutnya, dilakukan Analisis leverage untuk
mengetahui faktor penentu dari tingkat keberlanjutan pengelolaan lahan, analisis tersebut
menginformasikan tiga variabel penting teratas; intensitas kebakaran lahan (ekologi),
penyerapan tenaga kerja (ekonomi) dan intensitas konflik lahan (sosial).
Dengan demikian, disusunlah empat skenario pengelolaan hutan tanaman pangan
berkelanjutan. Berdasarkan empat skenario yang dibangun, skenario IV paling layak
secara finansial untuk dijalankan. Selanjutnya Analytical Hierarchy Process (AHP)
dilakukan untuk menentukan prioritas skenario berdasarkan preferensi pakar
menggunakan software ekspert choice, menunjukan skenario IV merupakan skenario
prioritas dengan skor secara berurutan 0,522 (ekologi), 0,537 (ekonomi) dan 0,466
(sosial). Kemudian nilai inconsistency dari ketiga elemen secara keseluruhan lebih kecil
dari 0,10 (<0.10), artinya penilaian pada pengisian kuesioner tergolong konsisten,
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai bobotnya dapat digunakan. Dengan demikian,
mempertahankan fungsi kawasan dengan mengintegrasikan berbagai komoditas lokal
(skenario IV), serta meninjau kembali kebijakan tata ruang yang lebih berpihak kepada
masyarakat lokal di kawasan eks-PLG Kalimantan Tengah adalah skenario terbaik yang
diusulkan oleh penelitian ini
Collections
- MT - Forestry [1385]