Analisis Rantai Pasok dan Nilai Tambah Bawang Merah di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan
Date
2023Author
Nabila, Tarisa
Hidayat, Nia Kurniawati
Hardjanto, Arini
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelurahan Cipari merupakan daerah penghasil bawang merah di Kabupaten
Kuningan. Bawang merah memiliki sifat yang mudah rusak dan merupakan komoditas
musiman sehingga produksi dan harganya kerap berfluktuasi. Upaya yang dilakukan
untuk menyerap kelebihan produksi bawang merah adalah dengan usaha pengawetan
yang dapat dilakukan dengan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng. Maka
dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) rantai pasok bawang merah, (2)
kinerja rantai pasok bawang merah, (3) nilai tambah bawang merah. Penelitian ini
menggunakan mekanisme aliran pemasaran yaitu aliran produk, aliran finansial, dan
aliran informasi untuk menganalisis rantai pasok, analisis margin pemasaran, farmer’s
share, dan B/C ratio untuk menganalisis kinerja rantai pasok, dan metode Hayami
untuk menganalisis nilai tambah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga saluran
pemasaran bawang merah. Saluran satu dan dua merupakan saluran yang berakhir pada
konsumen rumah tangga dan saluran tiga merupakan saluran yang berakhir pada pabrik
bawang goreng. Saluran pemasaran tiga relatif lebih efisien dengan margin terendah
dan farmer’s share tertinggi yaitu sebesar Rp0,00 dan 100%. Nilai tambah yang
didapat oleh pabrik bawang goreng sebesar Rp16.310,29/kg. Cipari Village is a shallot producing area in Kuningan Regency. Shallots are
perishable and a seasonal commodity so production and prices often fluctuate. Efforts
made to absorb excess shallot production are preservation efforts which can be done
by processing shallots into fried onions. Therefore, this research aims to analyze (1)
the shallot supply chain, (2) the performance of the shallot supply chain, (3) the added
value of shallots. This research uses a marketing flow mechanism, namely product
flow, financial flow, and information flow to analyze the supply chain, marketing
margin analysis, farmer's share, and B/C ratio to analyze supply chain performance,
and the Hayami method to analyze added value. Based on research results, there are
three marketing channels for shallots. Channels one and two are channels that end at
household consumers and channel three is a channel that ends at fried onion factories.
Marketing channel three is relatively more efficient with the lowest margin and the
highest farmer's share, namely Rp0,00 and 100%. The added value obtained by the
fried onion factory is Rp16.310,29/kg.