Analisis Tataniaga Beras di Pasar Tradisional dan Pasar Modern di DKI Jakarta
Abstract
DKI Jakarta memiliki potensi yang cukup besar untuk pemasaran beras, hal ini dikarenakan banyak terdapat tempat-tempat penjualan kebutuhan pokok masyarakat, seperti pasar tradisional yang berada pada setiap kecamatan bahkan kelurahan dan pasar modern atau supermarket yang berada pada tempat-tempat pusat keramaian tempat tinggal masyarakat menengah keatas.
Untuk mendapatkan beras konsumen biasanya datang langsung ke pasar- pasar tradisional terdekat dengan tempat tinggalnya dengan berbagai pertimbangan, beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah jarak dari tempat tinggal, harga yang murah, dan kualitas produk tanpa memperdulikan kenyamanan berbelanja seperti suasana pasar yang padat, bau busuk karena tumpukan sampah, becek dan berdesak-desakan saat berbelanja. Disamping itu ada juga konsumen yang membeli beras dari pasar modern seperti supermarket dan hypermarket dengan pertimbangan kenyamanan berbelanja, kualitas produk dan harga, biasanya konsumen ini termasuk pada masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas.
Dengan terbitnya Keppres No. 29 bulan Maret 2000 yang menekankan bahwa Bulog bukan lagi lembaga stabilisasi melainkan lebih mengarah sebagai lembaga logistik dengan tugas sebagai pengendali harga beras, penyedia cadangan pangan masyarakat dan pelaksanaan operasi khusus (OPK) beras. Dengan demikian pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Bulog tidak lagi berperan
sebagai operator atau pelaksana tetapi lebih menekankan kepada peranannya sebagai regulator, sehingga terbuka kesempatan bagi pihak lain (swasta) untuk..dst
Collections
- UT - Agribusiness [4402]