Kajian karakteristik sistem transaksi posted-offer dan double auction dengan percobaan ekonomi
View/ Open
Date
2000Author
Rusli, Lili Abdul
Juanda, Bambang
Nuryartono, Nunung
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan sistem-sistem transaksi posted-offer (PO) dan double auction (DA) sudah biasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem transaksi double auction merupakan sistem pelelangan dua arah yaitu penjual dan pembeli sama-sama melakukan tawar-menawar harga terhadap suatu barang, sedangkan sistem transaksi posted-offer merupakan sistem transaksi yang banyak dipergunakan oleh bidang usaha retail dan industri yaitu harga yang telah dipasang oleh penjual kemudian ditawarkan kepada pembeli (posted-offer price) dan pembeli tinggal memilih barang yang diinginkan sesuai dengan anggaran yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini dilakukan percobaan ekonomi secara simulasi yang melibatkan 32 mahasiswa sebagai objek penelitian. Dari 32 mahasiswa dicobakan: 10 orang untuk pasar persaingan sempurna (PPS) dengan PO, 6 orang untuk pasar monopoli dengan PO, 10 orang untuk PPS dengan DA, dan 10 orang untuk pasar monopoli dengan DA, tetapi data yang berkaitan dengan sistem transaksi double auctin tidak dilakukan karena sudah dicobakan oleh Zaman (2000). Kedua gugus data hasil percobaan akan
dibandingkan dalam penelitian ini. Pada pasar persaingan sempurna, pergerakan harga yang disepakati (cotract price) PO ke arah keseimbangan teoritisnya (Rp.550,-) lebih lambat dari DA. Hal ini disebabkan oleh penetapan harga tinggi dan pertimbangan terhadap harga dan jumlah barang yang akan dijual untuk memaksimumkan keuntungan sedangkan pada double auction proses tawar-menawar harga terhadap suatu barang menyebabkan pergerakan contract price cenderung lebih cepat ke arah harga teoritisnya.
Pada pasar monopoli, sistem transaksi posted-offer mengalami masalah perilaku dalam mencapai harga monopolinya sedangkan double auction penjual telah bertindak sebagai penentu harga (price maker).
Harga yang terlalu tinggi pada posted-offer dengan PPS menyebabkan banyak barang yang tidak terjual mengakibatkan efisiensi pasarnya menjadi lebih kecil dibandingkan efisiensi pasar lainnya.
Kondisi surplus pembeli dan penjual pada kedua sistem transaksi telah memenuhi syarat dari PPS dan monopoli yaitu surplus pembeli pada PPS lebih besar dari pasar monopoli sedangkan surplus penjual pada pasar monopoli lebih besar dari PPS. Koefisien keragaman DA lebih kecil dari PO mengakibatkan
contract price double auction cenderung berada disekitar harga kesiembangan empirisnya dibanding
posted-offer. Secara umum penggunaan sistem transaksi posted-offer dan double auction sudah bisa menggambarkan karakteristik PPS dan pasar monopoli sesuai dengan yang diperkirakan dalam teori
ekonomi.
Kata-kata kunci: efisiensi pasar (EP), koefisien keragaman (KK)