Laju Erosi Pada Areal Bekas Pemanenan Hutan
Abstract
Banyaknya banjir dan tanah longsor akhir-akhir ini di berbagai daerah tidak luput dari salah satu akibat erosi. Tidak hanya itu, erosi juga dapat menyebabkan penurunan kualitas sungai seperti kekeruhan, pendangkalan pada tubuh sungai, pembuatan delta pada muara sungai, dan yang paling berbahaya adalah hilangnya unsur hara yang sangat subur pada permukaan tanah yang berakibat sulitnya hutan untuk proses suksesi. Untuk itu kajian dibidang erosi sangat dibutuhkan untuk dapat mengetahui apakah erosi yang terjadi sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan atau belum sehingga dapat melakukan suatu tindakan-tindakan yang perlu dilakukan. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini dilaksanakan untuk: 1. Mengetahui laju erosi pada areal bekas kegiatan pemanenan hutan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi pada areal bekas kegiatan pemanenan hutan. 3. Merancang suatu strategi pengendalian erosi berdasarkan data laju erosi. Hasil penelitian ini diharapkan agar pengelola perusahaan dapat mengendalikan dampak lingkungan akibat pemanenan hutan agar erosi yang terjadi dapat dikurangi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga September 2008 dan bertempat di PT. Austral Byna, Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode pengukuran erosi, yaitu metode pengukuran bak erosi dan metode tongkat. Langkah selanjutnya adalah mengukur sedimen sungai, curah hujan, dan keterbukaan tegakan untuk mendukung data erosi. Berdasarkan data yang telah diolah, diketahui bahwa jenis tanah pada lokasi pengukuran erosi adalah jenis tanah podsolik merah kuning, sehingga nilai T (Tolarable soil erosion) dapat diketahui sebesar 97,006 ton/ha/tahun. Jika suatu lokasi pengukuran erosi memiliki laju erosi yang bernilai kurang dari nilai T, maka lokasi pengukuran erosi tersebut tidak diperlukan suatu upaya tindakan konservasi tanah. Akan tetapi, jika besar erosi yang terjadi pada plot pengamatan tersebut lebih besar dari nilai T, maka diperlukan suatu tindakan konservasi tanah. Berdasarkan pengamatan dilapangan, diketahui bahwa indeks bahaya erosi (IBE) pada setiap lokasi pengukuran laju erosi masuk kedalam kategori rendah, sedangkan pada kelas bahaya erosi (KBE) masuk kedalam kategori sangat ringan sampai ringan. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi pada PT. Austral Byna adalah belum adanya perencanaan yang matang. Faktor lainnya adalah tidak ada kehatihatian pada saat proses penyaradan. Selain kedua faktor tersebut, tidak adanya proses monitoring setelah kegiatan pemanenan selesai juga memiliki andil yang cukup besar dalam proses terjadinya laju erosi. Usulan strategi yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi laju erosi pada PT. Austral Byna antara lain, membuat peta pohon, perencanaan pembuatan jalan sarad, kemudian setelah kegiatan penyaradan selesai secepat mungkin melakukan proses perawatan hutan berupa crossdarain dan covercrop. Selain itu, operator traktor sebaiknya lebih berhati-hati dan menghindari areal yang curam saat melakukan kegiatan penyaradan.
Collections
- UT - Forestry Products [2386]