Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh Hitam Indonesia
Abstract
Permasalahan klasik ekspor produk pertanian Indonesia ke pasar
internasional selalu berulang, tak terkecuali dengan teh hitam. Komoditas yang
menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia ini masih dihadapkan pada setumpuk
masalah. Perkembangan ekspor teh hitam Indonesia ke mancanegara terlihat
cenderung berfluktuasi. Perkembangan ekspor teh hitam yang berfluktuasi
tersebut menunjukkan bahwa pasar teh hitam Indonesia di dunia belum stabil.
Salah satunya dikarenakan terjadinya kelebihan pasokan teh dunia dalam bentuk
curah, dimana pada saat ini jumlah dari produksi teh dunia mencapai 3,8 juta ton
per tahun sementara konsumsi teh dunia hanya 3,6 juta ton per tahun. Kondisi
inilah yang membuat terjadinya over supply produksi teh dunia mencapai 0,2 juta
ton per tahun (International Tea Committee, 2009). Melihat pada kondisi
kelebihan pasokan teh dunia ini, menyebabkan terjadinya persaingan antar negara,
sehingga agar produksi teh masing-masing negara dapat meningkat, maka negara
pengekspor harus meningkatkan sisi kualitas teh yang akan diekspor.
Adanya fluktuasi pada produksi teh hitam Indonesia, merupakan suatu
tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan volume ekspornya.
Mengingat ekspor teh hitam Indonesia di pasar dunia rata-rata hanya 90.000
sampai 100.000 ton per tahun (ITC, 2009). Berkaitan dengan pemanfaatan
peluang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang aliran perdagangan ekspor teh
hitam Indonesia yang bertujuan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi ekspor teh hitam Indonesia ke negara tujuan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dari tahun
2000-2010 pada sembilan negara tujuan ekspor teh hitam Indonesia, yaitu Rusia,
Pakistan, Inggris, Malaysia, Jerman, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Belanda,
dan Polandia. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
beberapa instansi terkait seperti Departemen Pertanian (Deptan), Direkrorat
Jenderal Perkebunan, Biro Pusat Statistik (BPS) Pusat dan International Tea Committee serta penelusuran internet (Uncomtrade, Oanda, Indexmundi, dan
Timeanddate). Penelitian-penelitian terdahulu juga digunakan sebagai sumber
data sebagai pelengkap data yang diperlukan.
Perumusan model merupakan langkah pertama dan yang paling penting
harus dilakukan dalam mempelajari hubungan antara variabel-variabel. Model
digunakan untuk memilih hubungan variabel-variabel dalam bentuk matematika
dimana suatu perumusan ekonomi dipenuhi secara empirik. Aliran perdagangan
komoditi pada penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan gravity model.
Faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisis ekspor teh hitam adalah GDP
Indonesia, GDP negara tujuan ekspor, populasi negara tujuan ekspor, harga
komoditas di negara tujuan ekspor, jarak antara negara Indonesia dengan negara
tujuan ekspor, dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap rupiah.
Analisis yang digunakan adalah regresi panel data dengan model logaritma
natural. Transformasi model dalam bentuk log dapat mengurangi masalah
heteroskedastisitas, hal ini disebabkan karena transformasi yang memapatkan
skala untuk pengukuran variabel, mengurangi perbedaan nilai dari sepuluh kali
lipat menjadi perbedaan dua kali lipat (Gujarati 2004).
Variabel bebas yang berpengaruh positif terhadap ekspor teh hitam
Indonesia adalah GDP negara tujuan ekspor, populasi negara tujuan dan nilai
tukar mata uang negara tujuan terhadap rupiah. Variabel yang memiliki pengaruh
negatif terhadap ekspor teh hitam Indonesia adalah GDP Indonesia, harga teh
hitam Indonesia di negara tujuan, dan jarak Indonesia dengan negara tujuan. GDP
negara tujuan ekspor, populasi negara tujuan, harga teh hitam Indonesia di negara
tujuan, jarak Indonesia dengan negara tujuan dan nilai tukar mata uang negara
tujuan terhadap rupiah signifikan dengan pengujian statistik-t pada taraf nyata satu
persen.
Dengan melihat faktor apa saja yang berpengaruh dalam model maka
terdapat beberapa cara untuk bisa meningkatkan aliran perdagangan ekspor teh
hitam Indonesia antara lain adalah Indonesia sebagai eksportir terbesar keenam
teh di dunia dalam meningkatkan volume ekspor, sebaiknya mempertimbangkan
potensi ekonomi dan non-ekonomi yang ada di negara-negara tujuan ekspor teh
hitam Indonesia. Selain itu, Indonesia diharapkan juga dapat mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan konsumen negara-negara pengimpor yang mungkin
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan melakukan hal tersebut,
diharapkan pangsa pasar teh hitam Indonesia dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan dan bisa mengambil keuntungan dari hubungan perdagangan
tersebut. Peningkatan produktivitas juga diharapkan bisa dilakukan.
Collections
- UT - Agribusiness [4614]