Surat kabar Solopos dan perilaku bermedia pembaca dalam masa krisis moneter: Kasus pembaca Solopos di RW III, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta dan pembaca Solopos di RW II, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Abstract
Selama ini terkesan bahwa penyebaran surat kabar masih mengalami "gejala kota" sehingga menyebabkan masyarakat di pedesaan berada di bawah "garis kemiskinan informasi" (Nurhadiantomo, 1980). Krisis moneter yang identik dengan menurunnya daya beli masyarakat serta melonjaknya harga-harga maka diduga bahwasanya "gejala kota" penyebaran surat kabar menjadi semakin buruk bagi pemerataan informasi. Krisis moneter juga membuat penerbit surat kabar sebagai salah satu pelaku bisnis menetapkan berbagai kebijaksanaan agar tetap survive. Dalam hal ini maka model komunikasi dua tahap yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Koran Masuk Desa dilihat apakah masih sesuai atau bermanfaat besar dalam penyebaran informasi surat kabar di kota atau di desa dalam masa krisis moneter ini. Hal-hal yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah : (1) Kebijaksanaan kebijaksanaan apa yang diambil oleh penerbit Surat Kabar Solopos dalam masa krisis moneter agar tetap survive (2) Bagaimana perilaku bermedia pembaca Surat Kabar Solopos di kola maupun di desa dalam masa krisis moneter (3) Bagaimana aktivitas masyarakat di kola atau di desa dalam membicarakan berita-berita dari surat kabar Solopos (4) Apakah terdapat perbedaan antara perilaku bermedia pembaca di kola dengan perilaku bermedia pembaca di desa (5) Apakah ada kesesuaian penerapan model komunikasi dua tahap dalam penyebaran informasi dari surat kabar.
Collections
- UT - Agribusiness [4624]