Analisis kerusakan tegakan tinggal tingkat pohon akibat kegiatan penebangan dengan teknik rith dalam sistem silvitur TPTI
View/ Open
Date
2003Author
Putra, Ade Nursyaf
Suparman, Domon S
Suwarna, Ujang
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan penebangan sebagai salah satu tahapan penting operasi pemanonan hasil hutan dalam pengusahaan hutan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) memegang dua peran penting yang berlawanan, yaitu kegiatan penebangan secara umum menunjang kelancaran ktivitas perusahaan untuk menjamin likuiditas keuangan perusahaan dan disisi lain kegiatan Senebangan menyebabkan kerusakan tegakan tinggal. Salah satu sistem pemanenan yang berwawasan ingkungan untuk mewujudkan pembangunan pengusahaan hutan yang ideal dalam Sistem Silvikultur PTI adalah sistem pemanenan dengan teknik Reduced Impact Timber Harvesting (RITH). Dalam Spenelitian ini dipelajari kegiatan penebangan dengan teknik RITH untuk menghitung tingkat kerusakan Eigakan tinggal dan menentukan faktor penentu penyebab kerusakan tegakan tinggal untuk tingkat. pohon akibat kegiatan penebangan dengan teknik RITH dalam Sistem Silvikultur TPTI seria menghitung potensi tegakan untuk tingkat pohon sebelum dan setelah kegiatan penebangan.
Penelitian dilakukan di arcal HPH PT. Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun Kalimantan Timur, yang telah menerapkan teknik RITH dalam pengusahaan butannya. Kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling pada 30 plot pengamatan berukuran 100m x 100m (1 hektar) dan menggunakan peta kerja skala 1:2.000 sebagai pedoman Regiatan penelitian. Analisis tingkat kerusakan tegakan tinggal diperoleh dari hasil pengukuran potensi tegakan sebelum dan setelah kegiatan penebangan dan intensitas tebangan. Faktor penentu kerusakan tegakan tinggal dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise berdasarkan kerapatan tegakan dan intensitas tebangan.
Pengamatan operasi permanenan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan penebangan dengan teknik RITH merupakan implementasi teknik penebangan dalam Şiştem Silvikultur TPTI. Untuk potensi tegakan rata-rata per hektar sebelum penebangan sebesar 55,90 pohon/ha dengan volume 167,22m/ha (100%) dan setelah penebangan sebesar 46,70 pohon/ha dengan volume 131,77m³/ha (84,20%) sehingga terjadi kehilangan potensi tegakan sebesar 14,95% (8,30 pohon/ha at 35,45m³). Kehilangan potensi tegakan tersebut disebabkan oleh kegiatan penebangan sebesar 8,08% (4,43 pohon/ha atau 27,91m³/ha) dengan intensitas tebangan rata-rata per hektar adalah 27,11% dari total potensi pohon produksi. Dan kerusakan tegakan tinggal sebesar 7,72% (3,77 pohon/ha atau 2,54m/ha) dengan tingkat kerusakan tegakan tinggal rata-rata per hektar sebesar 7,38% (tingkat kerasakan ringan).
Selanjutnya dari hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa kerapatan begakan dan intensitas tebangan mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap kerusakan tegakan tinggal dengan persamaan Y= -2,068 0,519X, 0,068X2 dan R2 56,8%. Sedangkan intensitas tebangan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap kerusakan tegakan tinggal yaitu sebesar 46,3%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kegiatan penebangan dengan teknik RITH mampu menekan tingket kerusakan tegakan tinggal. Artinya, untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari (progressive rained yield) dalam kegiatan pengusahaan hutan di Luar Jawa dapat diterapkan teknik RITH
sebagai implementasi Sistem Silvikultur TPTI untuk kegiatan penebangan.
Collections
- UT - Forest Products [2310]