Sifat Fisik dan Kimia Tanah Tertimbun Berbahan Induk Tuff Volkan di Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi
Abstract
Tanah tertimbun di Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak terbentuk dari
bahan induk hasil letusan-letusan Gunung Salak yang terjadi dalam kurun waktu
yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari sifat kimia dan sifat fisik
tanah tertimbun pada singkapan tanah berbahan induk tuff volkan di Desa
Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi. Singkapan tanah setebal 580 cm ini
tersusun dari tanah dan 4 tanah tertimbun lainnya yang masing-masing memiliki
beberapa horison. Tanah pada setiap horison memiliki tekstur klei. Rata-rata rasio
debu/klei tanah dan tanah tertimbun 1 adalah 0.15 dan 0.12, sedangkan tanah
tertimbun 2, 3, dan 4 memiliki nilai rata-rata rasio debu/klei lebih tinggi yaitu,
0.38, 0.19, dan 0.40. Hal ini menunjukkan bahwa tanah dan tanah tertimbun 1
telah mengalami pelapukan yang lebih lanjut daripada tanah tertimbun 2, 3, dan 4.
Tanah dan tanah-tanah tertimbun ini memiliki pH agak masam berkisar antara
5.23-6.23, dan nilai pH bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah.
Tanah-tanah ini memiliki pH NaF (1:5) pada menit ke 2 berkisar antara 8.5-10.5,
sedangkan menit ke 4 berkisar antara 9-11 dan memiliki nilai ekuivalen HCl
berkisar 8.28-9.68 me. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah alofan sangat kecil
karena tanah tertimbun ini didominasi oleh mineral klei kristalin. Kadar P total
yang didapat mulai dari 141-330 ppm dan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman tanah tertimbun. Kadar N-total dan C-organik pada
masing-masing tanah dan tanah tertimbun menunjukkan alur yang menurun dari
satu tanah ke tanah tertimbun lain di bawahnya. Kandungan N-total dan C-organik
menunjukkan kadar yang rendah, yaitu masing-masing 0.02-0.21% untuk N-total
dan 0.10-2.45% untuk C-organik. Kapasitas tukar kation pada tanah dan tanah
tertimbun tidak menunjukkan pola yang teratur. Pada KTK klei nilai yang didapat
tanah dan tanah tertimbun 1 berkisar 13.00-19.49 me/100 g, sedangkan pada tanah
tertimbun 2, 3, dan 4 nilai berkisar 18.65-28.17 me/100 g. Nilai KB terlihat
meningkat ketika pergantian dari tanah ke tanah tertimbun 1, yaitu 22.85%
menjadi 26.99% maupun dari tanah tertimbun 2 ke tanah tertimbun 3, yaitu
28.89% menjadi 29.88%.