Kajian Ekologis Sumberdaya Lamun (Seagrass) Bagi Pengembangan Ekowisata Bahari di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu
View/ Open
Date
2009Author
Meinar, Lavie
Yulianda, Fredinan
Prihatno, Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi sumberdaya lamun
di Pulau Pramuka, menganalisis kesesuaian dan daya dukung wisata lamun, serta
untuk menentukan strategi pengelolaan sumberdaya lamun untuk pengembangan
wisata bahari. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau
Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan
Seribu, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis potensi meliputi sumberdaya alam (kualitas air dan
sumberdaya lamun) dan sumberdaya manusia (sosial ekonomi masyarakat dan
wisatawan), analisis kesesuaian wisata untuk mengetahui jenis wisata yang akan
dikembangkan, analisis daya dukung kawasan untuk mengetahui jumlah maksimum
wisatawan yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada
waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia serta analisis
SWOT untuk menentukan prioritas strategi alternatif pengembangan yang paling
tepat dilaksanakan dengan pertimbangan faktor internal dan eksternal.
Potensi sumberdaya lamun di perairan Pulau Pramuka tergolong
beranekaragam jenisnya, berdasarkan hasil penelitian di ketiga stasiun (utara,
selatan, dan timur), terdapat 6 jenis sumberdaya lamun diantaranya Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, dan Cymodoceae sp. Berdasarkan IKW tergolong dalam kategori
cukup sesuai, dengan indikator nilai IKW pada stasiun 1 sebesar 56,67%, stasiun 2
sebesar 53,33% dan stasiun 3 sebesar 56,67%, sehingga ketiga stasiun tersebut
masih layak untuk kegiatan wisata. DDK wisata lamun di Pulau Pramuka sebanyak
38 orang per hari dengan DDP sebanyak 4 orang dalam sehari. Tiga prioritas utama
dalam pengembangan wisata lamun di Pramuka yaitu mengupayakan pelestarian,
perlindungan, dan peningkatan kondisi ekosistem lamun agar lestari berkelanjutan
dan menjadi daya tarik bagi wisatawan; peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
transportasi menuju pulau; serta sosialisasi aturan-aturan yang harus dipatuhi
wisatawan agar menjaga kelestarian sumberdaya lamun.