Karakteristik iklim mikro dan efisiensi penggunaan radiasi surya pada pertanaman soba (Fagopyrum esculentum Moench)
View/ Open
Date
2000Author
Irawati, Ruri
Effendy, Sobri
Koesmaryono, Yonny
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengaturan jarak baris pada areal pertanaman merupakan salah satu tehnik budidaya dalam mengatur lingkungan fisik sekitar pertanaman (iklim mikro) dan efisiensi penggunaan radiasi surya yang selanjutnya akan mempengaruhi produksi tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik iklim mikro dan menghitung efisiensi penggunaan radiasi surya dengan kerapatan populasi dan waktu tanam yang berbeda. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 1999. Lokasi penelitian di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung, Pacet, Cipanas dengan ketinggian 1150 m dpl dan letak geografis 6°44'LS, 107°BT.
Percobaan dilakukan pada delapan petak percobaan dengan luasan 5x5 m² per petak dengan dua perlakuan populasi yaitu populasi rendah (P1) dengan jumlah populasi 40/m² dan populasi tinggi (P2) dengan jumlah populasi 81/m² dan dua perlakuan waktu tanam yaitu bulan September (T1) dan bulan Oktober (T2) yang masing-masing dilakukan pada dua ulangan petak. Pengukuran dilakukan terhadap iklim mikro (suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah dan kecepatan angin) di dalam dan di luar tajuk tanaman dan berat kering tanaman setiap minggu yang dimulai dari minggu ke-3.
Berdasarkan hasil analisis data, pada populasi yang lebih tinggi (P2) mengintersepsi radiasi lebih banyak. Suhu udara pada P2 lebih rendah dibandingkan P1 baik untuk diurnal maupun sepanjang musim tanam. Dengan bertambahnya umur tanaman, perbedaan suhu antara P1 dan P2 semakin berkurang. Sedangkan kelembaban udara pada P2 lebih tinggi dibandingkan P1 baik diurnal maupun sepanjang musim tanam. Dengan bertambahnya umur tanaman perbedaan kelembaban antara P1 dan P2 semakin kecil. Suhu tanah semakin menurun dengan bertambahnya umur tanaman. Perbedaan kecepatan angin mulai nampak ketika tajuk mencapai ketinggian tertentu. Perlakuan populasi rendah pada waktu tanam pertama (PITI) paling efisien dalam menggunakan energi radiasi surya, sedangkan efisiensi penggunaan radiasi terendah. terjadi di populasi tinggi pada waktu tanam kedua (P2T2).
Produksi biji kering per luasan petak lebih tinggi pada populasi rapat (P2), tetapi produksi biji kering per tanaman lebih tinggi pada populasi rendah (P1). Sedangkan produksi biji kering pada waktu tanam pertama (T1) lebih tinggi dibandingkan pada waktu tanam kedua (T2).