Peramalan Volume Produksi TBS di Kebun Percobaan Betung HA
Abstract
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan, yang menjadi komoditi primadona yang diusahakan dalam pembangunan perkebunan di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu (1) Kelapa sawit merupakan bahan baku utama dalam proses produksi minyak goreng, sehingga supply yang berkesinambungan akan menghasilkan harga yang relatif stabil. (2) Dalam pengolahannya dari hulu ke hilir membuka kesempatan kerja yang cukup besar,dan (3) Adanya potensi peningkatan konsumen minyak dan lemak perkapita.
Selain didukung oleh pergeseran sistem perindustrian menuju perindustrian yang berwawasan lingkungan. Prospek pasar kelapa sawit yang cukup cerah dan peningkatan kebutuhan bahan baku bagi industri hilir di dalam negeri merupakan peluang bagi produsen kelapa sawit untuk meningkatkan produksi. Di sisi lain, peningkatan luas areal
dan pengusahaan perkebunan kelapa sawit menciptakan iklim persaingan yang
ketat antar per usahaan. Oleh karena itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit
dituntut untuk melaksanakan manajemen produksi yang efisien. Selain itu, produksi kelapa sawit sangat berfluktuatif dari waktu ke wak:tu. Salah satu cara untuk mencapai manajemen produksi yang efisien, perusahaan dapat melakukan suatu peramalan produksi pada masa yang akan dating.
Kebun Percobaan Betung IIA merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit yang bergerak percobaan dan percontohan serta komersial dalam hal ini produksi tanaman perkebunan. Selain itu, kebun ini bergerak dalam produksi tandan buah segar (TBS) dan melakukan penjualan TBS. Seperti halnya sifat produksi tanaman agribisnis yang tergantung dengan iklim, produksi TBS yang dihasilkan Kebun Percobaan Betung IIA juga dipengaruhi oleh iklim sehinggaproduksi TBS berfluktuatif.
Selama ini perusahaan dalam meramalkan produksi TBS menggunakan metode peramalan sampel buah di lapangan. Metode sampel buah diperoleh dengan menghitung jumlah tandan bunga betina kelapa sawit pada pohon-pohon yang dijadikan sampel di suatu lahan perkebunan. Metode peramalan yang digunakan perusahaan membutuhkan wak:tu yang lama, biaya dan tenaga kerja untuk memperolah ramalan TBS. Hasil ramalan produksi TBS yang dilakukan perusahaan kurang akurat sering melebihi produksi aktual, selisih hasil ramalan sangat besar.
Pada bulan Juni 2004 terjadi selisih yang sangat tinggi antara ramalan dengan produksi aktual, dimana produksi pada bulan tersebut 25 730 kg dan ramalan sebesar 45 000 kg (selisih 75 persen). Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan bahwa diperlukan adanya metode peramalan altematif…dst
Collections
- UT - Agribusiness [4618]