Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti, Anna
dc.contributor.authorSalsabil, Irhazh
dc.date.accessioned2023-11-13T02:11:22Z
dc.date.available2023-11-13T02:11:22Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131756
dc.description.abstractTujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi risiko harga buah-buahan, menganalisis fluktuasi harga buah-buahan, serta menganalisis alternatif strategi dalam mengurangi risiko harga buah-buahan di Indonesia. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan Februari sampai Juni tahun 2012. Pemilihan responden sebanyak 5 orang pedagang secara sengaja. Jenis data yang digunakan pada penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa data time series harga jual dan pasokan harian dari komoditas pisang, jeruk, dan mangga sebanyak 1870 data dari Januari 2007 sampai Februari 2012 yang diperoleh dari Kantor Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) Jakarta. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pedagang buah dan karyawan di Pasar Induk Kramat Jati, serta Kementrian Pertanian. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis alternatif solusi yang dilakukan petani, pedagang, maupun pemerintah untuk mengurangi risiko harga. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis tingkat risiko harga pisang, jeruk, dan mangga dengan menggunakan model ARCH (Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) - GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity) dan perhitungan VaR (Value at Risk). Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko harga buah pisang, jeruk, maupun mangga secara signifikan adalah harga satu hari sebelumnya dan pasokan. Hasil pendugaan harga pisang, jeruk, maupun mangga menunjukkan bahwa harga periode sebelumnya memiliki korelasi positif dan signifikan pada taraf nyata lima persen dengan harga periode sekarang. Pada pisang memiliki koefisien harga periode sebelumnya sebesar 0,940, jeruk sebesar 0,975, dan mangga sebesar 0,977. Korelasi positif ini memiliki arti jika semakin meningkat harga pada periode sebelumnya maka akan meningkatkan harga pada periode berikutnya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan pasokan pada ketiga jenis buah memiliki korelasi negatif dan signifikan pada taraf nyata lima persen dengan harga periode sekarang. Pada pisang memiliki koefisien harga pasokan sebesar - 0,0092, jeruk sebesar -0,0107, dan mangga sebesar -0,0092. Korelasi negatif ini memiliki arti jika semakin meningkat pasokan sebelumnya maka akan menurunkan harga pada periode berikutnya, begitu juga sebaliknya. Model terbaik untuk komoditas pisang, jeruk, dan mangga adalah ARCH (1) yang berarti bahwa pola pergerakan harga komoditas tersebut dipengaruhi oleh volatilitas harga pada satu hari sebelumnya. Pada pisang memiliki koefisien volatilitas sebesar 0,1029, jeruk sebesar 0,1117, dan mangga sebesar 0,0772. Model persamaan harga tersebut menunjukkan bahwa volatilitas harga periode sebelumnya bertanda positif dan signifikan pada taraf nyata lima persen. Semakin meningkat risiko harga jual periode sebelumnya maka akan meningkatkan risiko harga jual pada periode berikutnya. Berdasarkan perhitungan VaR dalam persen diperoleh hasil bahwa risiko harga pisang sebesar 24,75 persen sedangkan risiko harga jeruk sebesar 21,83 persen dan risiko harga mangga sebesar 19,22 dalam jangka waktu periode penjualan satu hari. Risiko harga pisang lebih tinggi dibandingkan risiko harga jeruk dan mangga. Hal ini disebabkan karakteristik dari komoditas pisang yang merupakan jenis buah-buahan yang dapat lebih cepat busuk dan mengalami penyusutan sehingga pisang tidak dapat disimpan lebih lama untuk menunggu harga jual yang lebih tinggi. Semakin lama periode penjualan setelah panen maka semakin besar risiko yang ditanggung oleh petani. Strategi yang dapat diterapkan oleh petani buah adalah dengan dengan menggunakan sistem per kg berat tandan pada komoditas pisang, sehingga dapat menambah pendapatan petani. Selain itu untuk komoditas jeruk dan mangga petani dapat menjual buah sebelum panen, sehingga mendapatkan kepastian harga dari pedagang. Petani maupun pedagang juga dapat bermitra dengan perusahaan pengolahan ataupun melakukan pengolahan tehadap komoditinya sehingga dapat meningkatkan nilai tambah ketika terjadi kelebihan hasil produksi saat panen raya. Untuk komoditas jeruk diperlukan juga peran pemerintah dalam membatasi masuknya produk impor jeruk ke Indonesia agar tidak merugikan petani.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and Development Studies - Agribusinessid
dc.titleRisiko Harga Buah-buahan di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordFruitsid
dc.subject.keywordPrice Riskid
dc.subject.keywordARCH GARCHid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record