Pengaruh Metanol dan Biotan terhadap pertumbuhan dan perkembangan cabai merah (Capsikum annuum L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian metanol dan biotan terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 1994 hingga bulan Mei 1995 di kebun percobaan IPB Baranangsiang Bogor yang terletak pada ketinggian 250 meter di atas permukaan laut.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabai merah varietas Jati Laba, Biotan, metanol, pupuk kandang, pupuk ZA, TSP, KCI dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah polibag, hands prayer, gelas ukur, pipet dan alat timbang.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari
dua faktor yaitu metanol dan Biotan. Faktor metanol terdiri dari empat taraf yaitu 0%, 7.5%, 15% dan 22.5%. Faktor Biotan terdiri dari empat taraf yaitu 0 ml/l, 2 ml/1, 4 m dan 6 ml/. Penelitian terdiri dari 16 kombinasi dan diulang lima kali. Setiap
ulangan terdiri dari satu tanaman, keseluruhan penelitian terdiri dari 80 tanaman.
Metanol diberikan mulai 4 MST hingga 14 MST dan Biotan diberikan mulai 2 MST
hingga 14 MST. Penyemprotan diberikan melalui permukaan sebelah atas daun.
Metanol diberikan pada saat tengah hari ketika matahari mengenai daun tanaman.
Panen dilakukan bila buah telah 2/3 bagian berwarna merah.
Hasil penelitian menunjukkan metanol tidak berpengaruh nyata terhadap faktor vegetatif cabai merah. Metanol memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata pada peubah jumlah buah panen, bobot buah panen, jumlah buah panen ekonomis dan bobot buah panen ekonomis. Biotan tidak memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap faktor vegetatif maupun produksi.
Jumlah buah panen dan bobot buah panen mengalami penurunan pada taraf metanol 15% yang nyata lebih rendah dibanding ketiga perlakuan yang lain. Taraf metanol 22.5 % memberikan hasil tertinggi (20.47) pada peubah jumlah buah panen ekonomis dibanding perlakuan metanol 7.5% (19.04), 0% (18.23) dan 15 % (11.33). Pada peubah bobot buah panen ekonomis perlakuan 22.5% (170.5 g) secara nyata lebih tinggi dibanding perlakuan 7.5% (162.46 g), 0% (153.82 g) dan 15% (98.96 g).