Penggerombolan desa di Kabupaten Bogor berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat dengan menggunakan metode ward dan metode H-Error
View/ Open
Date
2009Author
Purwanti, Yuli
Sumertajaya, I Made
Wijayanto, Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Gambaran kondisi sosial ekonomi diperlukan pemerintah untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Gambaran tersebut dapat dilihat dari karakteristik desa hasil penggerombolan berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat. Data sosial ekonomi masyarakat yang dimiliki oleh pemerintah pada umumnya merupakan data contoh. Menurut Kumar & Patel. (2005) penggerombolan data contoh dengan menggunakan metode penggerombolan klasik (Ward) memberikan hasil yang kurang memuaskan karena tidak mempertimbangkan adanya varians error. Untuk itu, dikembangkan metode penggerombolan data menggunakan varians error (hError). Metode ini mengasumsikan bahwa peubahnya saling bebas dan menyebar normal. Hasil penggerombolan tersebut ditentukan menggunakan kriteria kemungkinan maksimum.
Penelitian ini bertujuan untuk menggerombolkan desa di kabupaten Bogor berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat dengan menggunakan metode hError dan metode Ward kemudian membandingkan hasil penggerombolan kedua metode tersebut. Hasil pada penelitian ini menunjukkan Penggerombolan desa di kabupaten Bogor menggunakan
metode hError menghasilkan jumlah gerombol yang sama dengan metode Ward. Keragaman dalam
gerombol kedua metode tersebut lebih kecil dibandingkan keragaman antar gerombolnya sehingga
tujuan penggerombolan kedua metode tersebut tercapai. Metode hError mampu memisahkan desa- desa yang terletak pada daerah pinggiran gerombol untuk membentuk gerombol sendiri atau dikasifikasikan ke gerombol lain. Hal ini dikarekan desa-desa tersebut memiliki varians error yang relatif besar dibandingkan varians error gerombol asal. Gerombol 1 pada metode Ward atau gerombol 1 dan 2 pada metode hError memiliki kesejahteraan rakyat relatif rendah. Pada gerombol ini perlu ditingkatkan penyediaan fasilitas buang air besar, air bersih (PAM), jaringan telepon/ HP, dan rental komputer. Selain itu, diperlukan juga pemberian kredit usaha atau penyewaan lahan pertanian milik pemerintah untuk meningkatkan pendapatan per kapita rakyat. Akan tetapi, pada gerombol 2 tidak diperlukan penyewaan lahan pertanian karena persentase kepemilikan lahan pertanian sudah relatif tinggi.