Strategi peningkatan kinerja usaha KBU Al Ihsan dengan metode balanced scorecard di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian
Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi yang kuat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia
koperasi telah mendapat banyak dukungan bagi pengembangannya.
Perkembangan sosial ekonomi masyarakat, Globalisasi serta perkembangan
koperasi sendiri akan menuntut koperasi untuk mampu meningkatkan peran dan
fungsi usahanya jika tidak ingin tersisih oleh pelaku usaha lainnya. Hal tersebut
dapat diartikan sebagai tantangan untuk meningkatkan kinerja koperasi.
Penelitian dilakukan pada Koperasi Bina Usaha (KBU) Al Ihsan yang
bergerak dalam usahatani buah manggis di Kabupaten Bogor. Adapun tujuan dari
penelitian adalah: mengkaji sistem pengukuran kinerja yang dilakukan KBU Al
Ihsan dan merancang sistem pengukuran dengan pendekatan Balanced Scorecard
(BSC) pada KBU Al Ihsan, menganalisis kinerja KBU Al Ihsan melalui
pendekatan BSC, merekomendasikan langkah-langkah strategis peningkatan
kinerja usaha bagi pengembangan KBU Al Ihsan.
Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi KBU Al Ihsan diolah
secara manual dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif
dan analisis rasio. Pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif evaluatif
meliputi analisis terhadap: aktivitas terhadap kinerja yang dilakukan oleh koperasi
selama ini dan hasilnya, identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan koperasi yang
menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja itu sendiri, eksplorasi terhadap strategi
bisnis koperasi, pendeskripsian visi dan misi koperasi berdasarkan empat
perspektif pengukuran kinerja dalam BSC (perspektif finansial, perspektif
pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan), penentuan sasaran strategis koperasi dan indikator hasil koperasi.
Untuk analisis rasio digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja koperasi dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jalannya kegiatan usaha koperasi.
Nilai bobot kepentingan ditentukan dari tiap perspektif, sasaran strategis,
dan indikator hasil yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode pairwased
comparison, serta kalkulasi hasil berdasarkan bobot dan realisasi target untuk
mengetahui kinerja koperasi dan menentukan upaya-upaya yang diperlukan guna
perbaikan strategi bisnis koperasi selanjutnya dengan menggunakan pendekatan
BSC. Untuk membantu perbaikan strategi dilakukan analisis internal dan eksternal
yang mempengaruhi kegiatan koperasi selama ini kemudian dilakukan rancangan
strategi peningkatan kinerja dengan melakukan analisis kuantitatif pada matriks
EFE, matriks IFE dan matriks SWOT.
Koperasi Bina Usaha Al Ihsan berdiri pada tanggal 21 Januari 2003 dan
memperoleh hak badan hukum dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi dengan
nomor 24.a/PAD/BH/KDK.105/1/2003. Latar belakang berdirinya KBU Al Ihsan
dikarenakan kegiatan produksi manggis di daerah Kecamatan Leuwiliang yang idak berkembang, selain itu sistem pemasaran yang berlaku antara petani dengan
tengkulak tidak transparan mengakibatkan petani berada pada posisi yang lemah
dan menimbulkan sistem sosial kemasyarakatan yang kurang baik. Keberadaan
KBU Al Ihsan diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
masyarakat desa. Unit usaha yang dikelola KBU Al Ihsan adalah unit usaha
simpan pinjam, jasa pembayaran listrik dan unit usaha agribisnis yang terdiri dari
unit pemasaran dan unit pengolahan.
Pengukuran kinerja yang dilakukan KBU Al Ihsan selama ini hanya
memfokuskan pada aspek keuangan saja. Berdasarkan informasi yang ada,
diketahui beberapa indikator yang terdapat di KBU Al Ihsan untuk mengukur
kinerja secara umum yaitu: total penjualan, biaya administrasi kantor dan
organisasi, perhitungan SHU, dan rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas).
Peta Strategi merupakan visualisasi dari alur sistemasi dan pola pikir BSC
yang dapat menunjukkan hubungan sebab akibat dari sasaran-sasaran strategis
dalam setiap perspektif BSC (keuangan, pelanggan, bisnis internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan). Sasaran strategis utama yang hendak dicapai
oleh KBU Al Ihsan adalah kesejahteraan anggota melalui peningkatan kepuasan
anggota dan peningkatan SHU. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut,
KBU Al Ihsan berupaya meningkatkan pendapatan, meningkatkan kemitraan, dan
meningkatan permodalan KBU. Pendapatan utama KBU diperoleh dari
pendapatan dari unit Agribisnis manggis yang melakukan kerja sama dengan
eksportir. Peningkatan pendapatan ini didukung dengan pengembangan usaha dan
pembinaan terhadap usaha anggota.
Analisis kinerja KBU Al Ihsan melalui pendekatan BSC dinilai secara
keseluruhan mencapai hasil yang cukup baik, total pencapaian dari keempat
perspektif adalah 68,66 persen. Total skor pada perspektif keanggotaan sebesar
22,79 persen dengan tingkat pencapaian sebesar 66,95 persen, sedangkan total
skor perspektif keuangan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan 21,39 persen ; 11,95 persen dan 12,53 persen dengan tingkat
pencapaian masing-masing 81,91 persen, 49,70 persen, dan 79,13 persen.
Meskipun kinerja secara keseluruhan dinilai cukup baik, namun adanya
ketidakoptimalan dan ketidakberhasilan pencapaian target suatu ukuran kinerja,
secara jangka panjang akan membawa akumulasi resiko penurunan kinerja
koperasi yang semakin besar jika tidak diantisipasi dengan tindakan yang tepat.
Untuk itu diperlukan alternatif strategi yang dapat dipergunakan untuk
pengembangan kinerja usaha KBU. Strategi pengembangan usaha dan
peningkatan kinerja yang dapat direkomendasikan kepada KBU antara lain : (1)
Menjalin kerjasama dengan pengumpul lokal untuk meningkatkan volume
penjualan (2) Meningkatkan permodalan melalui pemanfaatan fasilitas lembaga
keuangan dan investor dan peningkatan modal internal (3) Pengembangan
kemitaan dengan pihak pemerintah dan swasta dalam peningkatan SDM dan
usaha KBU (4) Meningkatkan kinerja, fasilitas, dan pelayanan KBU (5)
Pengembangan wilayah pemasok (6) Pembenahan administrasi untuk memperkuat
kelembagaan dan manajemen KBU (7) Meningkatkan pelatihan mengenai
koperasi dan bisnis kreatif untuk menumbuhkan semangat berkoperasi dan (8)
Mempertahankan kerjasama dengan pihak eksportir.
Collections
- UT - Agribusiness [4529]