Analisis pengaruh belanja pemerintah daerah Provinsi terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 2007-2009
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta komponen-komponen IPM pada Provinsi-Provinsi di Indonesia dan bagaimana kondisi dan pengaruh belanja pemerintah daerah Provinsi menurut urusan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi terhadap IPM periode tahun 2007-2009. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis panel data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pada tahun 2007-2009 yaitu 70,3; 70,9; dan 71,4 merupakan kategori pembangunan manusia tingkat menengah atas. Nilai 5 IPM yang tinggi di Indonesia menyebar cukup merata, dimulai dari Provinsi Jakarta dan Jogjakarta (Pulau Jawa), Sulawesi Utara (Pulau Sulawesi), Riau (Pulau Sumatera), dan Kalimantan Timur (Pulau Kalimantan). Provinsi dengan IPM rendah berada di wilayah Indonesia timur yaitu NTT, NTB, dan Papua. Komponen angka melek huruf (AMH) pada tahun 2009 menunjukkan 85% masyarakat Indonesia sudah dapat membaca dan menulis dengan baik. Komponen rata-rata lama sekolah (RLS) adalah 7,9 tahun menunjukkan target pendidikan wajib belajar 9 tahun belum terpenuhi. Komponen angka harapan hidup (AHH) menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dan mencapai sebesar 68,7%. Komponen paritas daya beli di Indonesia yaitu sebesar Rp.623.400,00, dan nilai yang rendah terdapat di Provinsi Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan NTT.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan data panel, belanja pemerintah daerah Provinsi menurut urusan pendidikan, urusan kesehatan, dan urusan ekonomi berpengaruh secara nyata dan positif terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. Proporsi belanja pemerintah daerah Provinsi terhadap total belanja daerah sesuai target Undang-undang nomor 48 tahun 2008, namun untuk belanja urusan pendidikan belum memenuhi target pemerintah. Proporsi rata-rata belanja pendidikan tahun 2007-2009 yaitu sebesar 8,82%. Proporsi rata-rata belanja urusan kesehatan yaitu sebesar 7,28%. Proporsi rata-rata belanja ekonomi yaitu sebesar 21,16%. Dari hasil penelitian, pemerintah disarankan memberikan perhatian khusus terhadap penganggaran, pengalokasian, dan pengawasan belanja pemerintah daerah Provinsi karena belanja dapat meningkatkan IPM, terutama Provinsi NTT, NTB, dan Papua. Diperlukan juga perhatian pemerintah terutama untuk bidang pendidikan untuk Provinsi Bali sebagai daerah penghasil devisa tertinggi namun dengan nilai angka melek huruf yang rendah, juga untuk Provinsi Jogjakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai daerah-daerah pusat pendidikan tinggi serta Provinsi Papua, NTB, dan NTT yang merupakan Provinsi dengan nilai AMH dan RLS rendah. Pada bidang kesehatan, dalam meningkatkan nilai AHH, disarankan pemerintah lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bayi dan anak (usia 24 bulan) serta perbaikan terhadap gizi buruk, terutama di Provinsi NTB, Kalimantan Selatan, Banten, dan Maluku Utara. Pada bidang ekonomi, pemerintah agar lebih dapat mengatasi masalah tingkat harga yang tinggi di Provinsi Papua dan Papua Barat, agar meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat.