Studi Morfometrik Kerang Anadara spp. di Perairan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek morfometrik yang terdiri atas rasio lebar-panjang, hubungan panjang-berat, IKG dan faktor kondisi untuk mengetahui kondisi kerang Anadara spp. di Perairan Blanakan.
Pengambilan contoh dilakukan pada perairan sekitar muara S. Ciasem dan muara S. Blanakan. Alat tangkap yang digunakan yaitu dua buah garuk dengan ukuran yang berbeda. Garuk yang pertama berukuran lebar 130 cm dengan jarak mata garuk 3,5 cm dan garuk kedua berukuran lebar 120 cm dengan jarak mata garuk 2 cm. Kerang yang terambil terdiri dari 4 jenis yaitu kerang bulu (Anadara antiquata), kerang darah (Anadara granosa), kerang menyos (Barbatia decussata) dan kerang gelatik (Scapharca pilula). Jumlah contoh yang diamati untuk masing-masing kerang adalah 100 ekor.
Keseluruhan sampel kerang dikelompokkan menjadi delapan selang kelas ukuran
panjang cangkang kerang. Ukuran kerang bulu (Anadara antiquata) yang paling banyak dikumpulkan berada pada ukuran panjang cangkang 33,31-36.29 mm. Frekuensi tertinggi kerang darah (Anadara granosa) berada pada selang kelas ukuran panjang cangkang 34,20-35,69 mm. Sedangkan untuk kerang gelatik (Scapharca pilula) frekuensi terbesarnya berada pada ukuran panjang cangkang 29,79-30,71 mm. Untuk jenis kerang menyos (Barbatia decussata) memiliki kisaran ukuran yang paling besar dari semua ukuran kerang yang tertangkap yakni berkisar 38,34-58,25 mm, dimana jumlah kerang menyos (Barbatia decussata) yang paling banyak tertangkap berukuran 43,32-48,29 mm.
Melalui grafik distribusi log normal cangkang kerang dapat terlihat bahwa keseluruhan jenis kerang yang diamati telah terbentuk dua kelompok populasi morfometrik/ras yang berbeda. Hal ini berarti bahwa populasi semua kerang Anadara spp. di Perairan Blanakan terdapat dalam dua ras yang berbeda. Terbentuknya dua kelompok subpopulasi morfometrik kerang tersebut juga menunjukan bahwa kondisi kerang yang diamati sedang dalam keadaan mengalami tekanan yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia.
Berdasarkan pengamatan hasil perhitungan yang menyatakan hubungan panjang-
berat maka secara keseluruhan jenis kerang yang diamati yaitu kerang bulu (Anadara
antiquata), kerang darah (Anadara granosa), kerang menyos (Barbatia decussata) dan
kerang gelatik (Scapharca pilula) menunjukan nilai a dengan kisaran 1,25-3,36. Oleh
karena kisaran nilai a yang didapatkan adalah tidak sama dengan 1 maka semua jenis
kerang tersebut memiliki pola pertumbuhan allometrik yaitu terjadi ketidakseimbangan
antara pertambahan panjang cangkang dan pertambahan berat total. Nilai faktor kondisi (Kn) menunjukkan baik buruknya kondisi kerrang dihabitatnya. Semakin tinggi nilai Kn maka kondisi kerang semakin baik. Kondisi ini ini dikarenakan tingkat persaingan dalam memperebutkan ruang dan makanan sangat rendah. Nilai Kn tertinggi pada ras I kerang bulu (Anadara antiquata) sebesar 1,0970 dengan ukuran panjang cangkang 42,28-45,26 mm, ..dst