Modulus Geser Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.)
View/ Open
Date
2005Author
Sumarto, Tedy
Surjokusumo, M. Surjono
Abdurachman
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian mengenai sifat dasar kayu terus mengalami perkembangan terutama sifat yang berhubungan dengan penggunaan kayu sebagai bahan stuktur bangunan. Hal itu dilakukan guna memperoleh ketepatan dan penghematan dalam penggunaan kayu.
Selama ini sifat kekuatan kayu diwakili oleh nilai keteguhan lentur patah (MOR) yang berkorelasi erat dengan nilai modulus elastisitas (MOE). Sehingga nilai MOE dipakai dalam pengujian secara masinal guna mengelompokkan kelas kekuatan kayu. Namun nilai MOE yang biasa dipakai merupakan nilai MOE yang dihitung dengan menggunakan nilai defleksi yang mengabaikan adanya pengaruh akibat gaya geser. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan pendugaan nilai modulus geser dan nilai MOEsebenarnya yang dihitung menggunakan nilai defleksi dengan memperhitungkan adanya pengaruh gaya geser. Dalam penelitian ini digunakan kayu mangium (Acacia mangium Willd.) yang merupakan salah satu jenis kayu yang dikembangkan untuk Hutan Tanaman Industri. Dewasa ini arah penggunaannya terus ditingkatkan terutama sebagai bahan konstruksi ringan dan bahan baku furnitur alternatif bagi kayu jati. Melalui penelitian ini diharapkan dapat lebih memperbanyak data mengenai sifat-sifat dasar kayu terutama mengenai modulus geser, sehingga referensi mengenai sifat-sifat dasar kayu lebih lengkap dan kegunaannya menjadi lebih meningkat pula serta diperoleh perhitungan yang lebih teliti dalam menduga nilai kekuatan kayu.
Penelitian yang dilakukan mengacu kepada standar pengujian berdasarkan D198-99. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai ASTM modulus geser kayu mangium (Acacia mangium Willd.) yang ditentukan dengan rumus G 1.2/K besarnya adalah 42.32 MPa untuk posisi baring dan 59.27 MPa untuk posisi tegak. Sedangkan modulus geser yang ditentukan melalui persamaan rumus MOEsebenarnya, nilainya adalah 62.59 MPa untuk posisi baring dan 59.53 MPa untuk posisi tegak.
Dalam penentuan nilai MOEsebenarnya pengujian baring (flat wise) dan tegak (edge wise) menunjukkan nilai yang tidak yang dilakukan dengan posisi berbeda secara nyata. Antara nilai MOEsebenarnya dengan MOEpanter tidak terdapat korelasi. Hal ini menunjukkan bahwa sebetulnya pengaruh gaya geser itu ada dalam perhitungan nilai defleksi. Untuk melihat kemampuan MOEsebenarnya dan MOEpanter dalam menduga nilai keteguhan lentur patah (MOR) dilakukan analisis regresi. Hasil analisis regresi linear sederhana antara nilai MOEsebenarnya dan nilai MOEpanter dengan nilai MOR menunjukkan nilai korelasi yang rendah sehingga nilai MOE yang diperoleh dalam penelitian ini tidak dapat dipakai untuk menduga nilai MOR dengan baik. Melalui analisis regresi linear berganda dengan memasukkan pengaruh cacat dan berat jenis dalam menduga nilai MOR diperoleh bahwa nilai korelasi antara cacat dan MOR cukup tinggi sedangkan antara berat jenis dan MOR nilai korelasinya rendah. Hasil ini membuktikan bahwa cacat berpengaruh besar dalam menduga nilai kekuatan kayu.
Collections
- UT - Forestry Products [2386]